Sri Mulyani: Indikator Kesehatan RI Belum Baik, Butuh Pendekatan Ambisius
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan atau Menkeu, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa untuk bisa mengembangkan sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang merupakan salah satu dari keseluruhan ekosistem kesehatan di Indonesia, dibutuhkan banyak sekali pendekatan dan program-program yang baru dan ambisius.
"Kami sangat senang karena bagaimanapun, diakui bahwa di Indonesia, indikator mengenai kesehatan masih belum baik. Jadi, buat Indonesia, ini adalah sebuah keharusan, sebuah prioritas nasional," ujar Sri Mulyani dalam Launching Beasiswa Fellowship Dokter Spesialis Dalam dan Luar Negeri secara virtual di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Dia juga merasa senang karena di dalam elemen mengenai SDM-nya, mulai dipikirkan untuk bisa menangani berbagai tantangan kesehatan, dimana ada empat tantangan yang menimbulkan kematian paling banyak.
"Namun banyak juga subspesialis atau spesialis yang lain. Jadi nanti mungkin dibuat distribusi kebutuhan berdasarkan prioritas, kalau tadi disebutkan jantung dan anak, dua dari champion-nya program fellowship batch pertama ini, tentu itu tidak berarti hanya dua itu yang akan diprioritaskan atau diperhatikan atau diberikan dukungan," ungkap Sri.
Menkeu juga menyampaikan bahwa dirinya melalui LPDP maupun melalui anggaran kementerian, termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan transfer ke pemerintah daerah, sangat mendukung langkah-langkah untuk membangun ekosistem kesehatan yang baik. Terlebih lagi, masalah kesehatan begitu sangat rumit, menantang, dan berubah sangat cepat.
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, mengenai aspek biotechnology, data analytics dan menggunakan teknologi-teknologi untuk bisa mendiagnosa secara lebih presisi dan melakukan treatment terhadap mereka yang memiliki masalah kesehatan.
"Termasuk yang saat ini sangat populer adalah longevity, yaitu bagaimana hidup berusia panjang. Seperti tadi yang dicita-citakan pak Menkes, usia 90 tahun teman-temannya semua sudah meninggal, dia sendiri yang jadi objek para dokter muda yang dididik pada hari ini. Kayaknya nggak puas juga sih pak, kita nggak pernah tahu usia kita seperti apa," pungkas Sri.
"Kami sangat senang karena bagaimanapun, diakui bahwa di Indonesia, indikator mengenai kesehatan masih belum baik. Jadi, buat Indonesia, ini adalah sebuah keharusan, sebuah prioritas nasional," ujar Sri Mulyani dalam Launching Beasiswa Fellowship Dokter Spesialis Dalam dan Luar Negeri secara virtual di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Dia juga merasa senang karena di dalam elemen mengenai SDM-nya, mulai dipikirkan untuk bisa menangani berbagai tantangan kesehatan, dimana ada empat tantangan yang menimbulkan kematian paling banyak.
"Namun banyak juga subspesialis atau spesialis yang lain. Jadi nanti mungkin dibuat distribusi kebutuhan berdasarkan prioritas, kalau tadi disebutkan jantung dan anak, dua dari champion-nya program fellowship batch pertama ini, tentu itu tidak berarti hanya dua itu yang akan diprioritaskan atau diperhatikan atau diberikan dukungan," ungkap Sri.
Menkeu juga menyampaikan bahwa dirinya melalui LPDP maupun melalui anggaran kementerian, termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan transfer ke pemerintah daerah, sangat mendukung langkah-langkah untuk membangun ekosistem kesehatan yang baik. Terlebih lagi, masalah kesehatan begitu sangat rumit, menantang, dan berubah sangat cepat.
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, mengenai aspek biotechnology, data analytics dan menggunakan teknologi-teknologi untuk bisa mendiagnosa secara lebih presisi dan melakukan treatment terhadap mereka yang memiliki masalah kesehatan.
"Termasuk yang saat ini sangat populer adalah longevity, yaitu bagaimana hidup berusia panjang. Seperti tadi yang dicita-citakan pak Menkes, usia 90 tahun teman-temannya semua sudah meninggal, dia sendiri yang jadi objek para dokter muda yang dididik pada hari ini. Kayaknya nggak puas juga sih pak, kita nggak pernah tahu usia kita seperti apa," pungkas Sri.
(akr)