Suku Bunga The Fed Naik Jadi 5,25%, BI Optimistis Rupiah Menguat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menanggapi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) mencapai level 5,25%. Dia mengungkapkan strategi yang akan diambil BI ke depan terkait suku bunga .
"Suku bunga ke depan bagaimana. Statement kami tetap sama, bahwa 5,75% itu telah memadai sejak Januari 2023 sehingga dengan memadai itu belum ada rencana menaikkan kembali," ungkap Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Dia mengatakan suku bunga dilihat dari langkah BI sejak bulan Januari hingga April 2023 yang menahan BI7DRRR di 5,75% dan level tersebut dinilai cukup.
"Pertanyaannya tentu saja bahwa FFR seusai prediksi BI kemarin kenaikan terakhir 5,25%, mereka tentunya akan melihat kembali dampak pengetatan yang dilakukan pada penurunan inflasi disana. Itu sesuai dengan prediksi BI," lanjut Perry.
Dia juga menyebut kemungkinan bahwa kenaikan FFR sebesar 5,25% ini adalah yang terakhir. Memandang hal tersebut, BI semakin yakin bahwa rupiah akan menguat.
"Tempo hari rupiah belum menguat karena belum ada kepastian dari FFR, tapi sekarang ada kepastian dan Rupiah bakal menguat mengarah pada nilai fundamentalnya," ucap Perry.
Dia mengatakan, nilai fundamentalnya kemudian itu mendukung penguatan rupiah, inflasi yang lebih rendah, pertumbuhan lebih tinggi, imbal hasil yield yang menarik, dan tentunya cadangan devisa yang tinggi. "Ini faktor-faktor fundamental yang mendukung penguatan atau stabilitas nilai tukar Rupiah untuk FFR," pungkas Perry.
"Suku bunga ke depan bagaimana. Statement kami tetap sama, bahwa 5,75% itu telah memadai sejak Januari 2023 sehingga dengan memadai itu belum ada rencana menaikkan kembali," ungkap Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Dia mengatakan suku bunga dilihat dari langkah BI sejak bulan Januari hingga April 2023 yang menahan BI7DRRR di 5,75% dan level tersebut dinilai cukup.
"Pertanyaannya tentu saja bahwa FFR seusai prediksi BI kemarin kenaikan terakhir 5,25%, mereka tentunya akan melihat kembali dampak pengetatan yang dilakukan pada penurunan inflasi disana. Itu sesuai dengan prediksi BI," lanjut Perry.
Dia juga menyebut kemungkinan bahwa kenaikan FFR sebesar 5,25% ini adalah yang terakhir. Memandang hal tersebut, BI semakin yakin bahwa rupiah akan menguat.
"Tempo hari rupiah belum menguat karena belum ada kepastian dari FFR, tapi sekarang ada kepastian dan Rupiah bakal menguat mengarah pada nilai fundamentalnya," ucap Perry.
Dia mengatakan, nilai fundamentalnya kemudian itu mendukung penguatan rupiah, inflasi yang lebih rendah, pertumbuhan lebih tinggi, imbal hasil yield yang menarik, dan tentunya cadangan devisa yang tinggi. "Ini faktor-faktor fundamental yang mendukung penguatan atau stabilitas nilai tukar Rupiah untuk FFR," pungkas Perry.
(nng)