Sektor Riil Terimbas Pandemi, Jumlah Penduduk Miskin Bisa Capai 29,9 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi membuat konsumsi rumah tangga jatuh cukup dalam. Selain itu juga menimbulkan adanya ketidakpastian yang berkepanjangan sehingga investasi ikut melemah dan berimplikasi pada terhentinya usaha.
Terhentinya berbagai usaha produktif yang mendorong kinerja lapangan usaha termasuk sektor industri merupakan gejala dari tidak berdayanya investasi dalam menggairahkan perekonomian. (Baca: BKPM Catat Realisasi Investasi Kuartal II/2020 Turun 4,3% )
"Implikasi ini mendorong beratnya pembentukan modal tetap dalam menstimulus perbaikan ekonomi," kata peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M.Rizal Taufikurrahman di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Implikasi pandemi tentunya juga membawa pengaruh terhadap kinerja sektor riil. Sekedar info, sektor riil merupakan sektor usaha yang menyerap banyak tenaga kerja.
Sektor-sektor penyumbang PDB terbesar dan penyerap tenaga kerja terbanyak hanya tumbuh di bawah 2,5%. "Alhasil, meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan tidak bisa dihindari," katanya. (Baca juga: Kemiskinan di Tengah Resesi dan Gelombang PHK Bayangi Kondisi Ekonomi Indonesia )
Dari sisi kemiskinan, akan terjadi peningkatan jumlah kemiskinan secara nasional sebesar 1,75 juta – 5,21 juta orang. Dengan demikian jumlah penduduk miskin akan menjadi 26,52 juta orang (skenario sedang) hingga 29,99 juta orang (skenario berat).
Menurut Rizal, jumlah penduduk miskin tersebut terdistribusi berdasarkan wilayah provinsi berasal dari provinsi-provinsi di Pulau Jawa, diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, DIY dan Jawa Timur. "Provinsi yang diperkirakan pemberi kontribusi paling tinggi adalah Jawa Barat, Banten dan DIY," ungkap Rizal.
Terhentinya berbagai usaha produktif yang mendorong kinerja lapangan usaha termasuk sektor industri merupakan gejala dari tidak berdayanya investasi dalam menggairahkan perekonomian. (Baca: BKPM Catat Realisasi Investasi Kuartal II/2020 Turun 4,3% )
"Implikasi ini mendorong beratnya pembentukan modal tetap dalam menstimulus perbaikan ekonomi," kata peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M.Rizal Taufikurrahman di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Implikasi pandemi tentunya juga membawa pengaruh terhadap kinerja sektor riil. Sekedar info, sektor riil merupakan sektor usaha yang menyerap banyak tenaga kerja.
Sektor-sektor penyumbang PDB terbesar dan penyerap tenaga kerja terbanyak hanya tumbuh di bawah 2,5%. "Alhasil, meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan tidak bisa dihindari," katanya. (Baca juga: Kemiskinan di Tengah Resesi dan Gelombang PHK Bayangi Kondisi Ekonomi Indonesia )
Dari sisi kemiskinan, akan terjadi peningkatan jumlah kemiskinan secara nasional sebesar 1,75 juta – 5,21 juta orang. Dengan demikian jumlah penduduk miskin akan menjadi 26,52 juta orang (skenario sedang) hingga 29,99 juta orang (skenario berat).
Menurut Rizal, jumlah penduduk miskin tersebut terdistribusi berdasarkan wilayah provinsi berasal dari provinsi-provinsi di Pulau Jawa, diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, DIY dan Jawa Timur. "Provinsi yang diperkirakan pemberi kontribusi paling tinggi adalah Jawa Barat, Banten dan DIY," ungkap Rizal.
(ind)