IHSG Hari Ini Diprediksi Masih Loyo, Cek Saham Rekomendasi Analis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jelang akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diperkirakan masih akan melemah. Pada perdagangan kemarin, Kamis (11/5), Indeks ditutup turun 0,82% atau 55,96 poin ke 6.755.
“IHSG akan menguji level support di 6.550. Jadi harusnya koreksinya tidak terlalu dalam lagi,” kata Head of Research JUC Sekuritas, Cheril Tanuwijaya dalam 2nd Session Closing IDX Channel, Kamis (11/5/2023).
Menurut dia, IHSG memiliki area resisten kuat di level 6.830-6.850. Cheril menilai koreksi yang terjadi pada perdagangan hari Kamis merupakan koreksi wajar karena dalam dua hari sebelumnya, indeks sudah rally dan sempat menyentuh angka tertinggi di 6.820.
Selain itu, kondisi global masih dibayangi ketidakpastian juga menjadi sentimen yang menyebabkan pelemahan IHSG. Di mana, para pelaku pasar masih menantikan data inflasi tingkat produsen Amerika Serikat (AS) serta klaim pengangguran mingguan.
“Data-data tersebut penting untuk para pelaku pasar dalam memproyeksikan kebijakan moneter The Fed di bulan Juni mendatang,” tuturnya.
Dari sisi sektoral, pergerakan IHSG turut dibebani sektor energi yang pada penutupan perdagangan hari ini terkoreksi sebesar 1,99%.
Pelemahan sektor ini utamanya disebabkan oleh saham-saham pertambangan batu bara. Dua saham big caps yang melemah signifikan yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Pelemahan yang dialami saham-saham pertambangan batu bara terjadi seiring tren bearish yang masih terjadi pada harga komoditas emas hitam tersebut.
“IHSG akan menguji level support di 6.550. Jadi harusnya koreksinya tidak terlalu dalam lagi,” kata Head of Research JUC Sekuritas, Cheril Tanuwijaya dalam 2nd Session Closing IDX Channel, Kamis (11/5/2023).
Menurut dia, IHSG memiliki area resisten kuat di level 6.830-6.850. Cheril menilai koreksi yang terjadi pada perdagangan hari Kamis merupakan koreksi wajar karena dalam dua hari sebelumnya, indeks sudah rally dan sempat menyentuh angka tertinggi di 6.820.
Selain itu, kondisi global masih dibayangi ketidakpastian juga menjadi sentimen yang menyebabkan pelemahan IHSG. Di mana, para pelaku pasar masih menantikan data inflasi tingkat produsen Amerika Serikat (AS) serta klaim pengangguran mingguan.
“Data-data tersebut penting untuk para pelaku pasar dalam memproyeksikan kebijakan moneter The Fed di bulan Juni mendatang,” tuturnya.
Dari sisi sektoral, pergerakan IHSG turut dibebani sektor energi yang pada penutupan perdagangan hari ini terkoreksi sebesar 1,99%.
Pelemahan sektor ini utamanya disebabkan oleh saham-saham pertambangan batu bara. Dua saham big caps yang melemah signifikan yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Pelemahan yang dialami saham-saham pertambangan batu bara terjadi seiring tren bearish yang masih terjadi pada harga komoditas emas hitam tersebut.