Efisiensi Bisnis, PLN Tekan Pengeluaran hingga Puluhan Triliunan Rupiah
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN berhasil menekan biaya pengeluaran sejumlah variabel bisnis di sektor kelistrikan. Sepanjang 2022, nilai dari hasil efisiensi mencapai puluhan triliunan rupiah.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, efisiensi terhadap biaya pengeluaran harus dilakukan agar struktur keuangan perusahaan menjadi lebih sehat. Selain meningkatkan pendapatan atau revenue.
"Meningkatkan kondisi keuangan PLN yaitu meningkatkan revenue, dan kami berupaya itu dan berhasil juga men-deliver bagaimana meningkatkan demand dan meningkatkan revenue. Tetapi di saat bersamaan kami juga melakukan efisiensi, mengurangi cost," ujar Darmawan saat wawancara bersama MNC Media, ditulis Rabu (17/5/2023).
Darmawan menyebut PLN berhasil mengurangi biaya sebesar Rp47 triliun atas skema take or pay (ToP) dalam perjanjian jual beli listrik (PJBL) dengan pengembang listrik swasta atau independent power producer (IPP) berhasil ditekan. Pengurangan tersebut pun dibarengi dengan peningkatan permintaan listrik dan revenue PLN sepanjang tahun lalu.
"Kami diskusi dan negosiasi dengan Independent Power Produsen. Jadi kami menyampaikan apa adanya, dulu waktu kita menandatangani kontrak, kontraknya fair tetapi demand tidak tercapai, maka akhirnya take or pay, maka itu kami berusaha sharing dengan para IPP ini dan Alhamdulillah ternyata mendapat dukungan luar biasa," ucap dia.
Untuk pembelian tenaga listrik, PLN berhasil menekan anggaran sebesar Rp1 triliun. Efisiensi ini merupakan buah dari negosiasi atas skema take or pay. "Ini adalah hasil dari upaya take or pay yang terealisasi di tahun kemarin," kata dia.
Kemudian biaya pemeliharaan juga menurun hampir Rp3 triliun, biaya kepegawaian menurun sampai Rp1,6 triliun.
"Jadi kami berupaya bagaimana revenue kami bisa ditingkatkan dan cost itu bisa di efisien sehingga struktur, baik itu dari EBITDA, profit and loss dari PLN, di mana internal variabel yang bisa dikendalikan di dalam PLN itu betul-betul kami optimalkan," ujar Darmawan.
Di lain sisi, PLN berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp14,4 triliun sepanjang 2022. Angka ini lebih tinggi 124 persen dibandingkan target yang ditetapkan pemerintah yakni Rp6,4 triliun.
Raihan keuntungan tersebut merupakan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Darmawan mengatakan, laba bersih tahun lalu merupakan angka fantastik dan menggambarkan perjuangan insan PLN.
"Ini adalah angka yang fantastik yang menggambarkan perjuangan insan PLN. Ini adalah berkat, yang di balik itu semua ada kerja keras, dedikasi, loyalitas, dan pengorbanan insan PLN," tuturnya.
Menurunnya, kinerja keuangan PLN 2022 membawa perusahaan menjelma menjadi perusahaan kelas atas (top tier company). Sebab, revenue dan performa perusahaan mengalami pertumbuhan signifikan.
"Artinya PLN sudah bergeser dari yang dulunya masih medium class company, sekarang telah menjelma menjadi top tier company," ucapnya.
Darmawan mengaku kinerja PLN tidak lepas dari tangan dingin atau kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir. Dari arahan pemegang saham, PLN melakukan sejumlah langkah transformasi yang membuat keuangan BUMN kelistrikan itu tumbuh positif.
Dia juga mengapresiasi dukungan Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan Kementerian Keuangan. "Jadi kami mengucapkan terimakasih atas kepemilikan pak Erick Thohir dengan leadership-nya bimbingannya, ada Pak Wamen I Pak Pahala yang selalu memberikan coaching kepada kami," katanya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, efisiensi terhadap biaya pengeluaran harus dilakukan agar struktur keuangan perusahaan menjadi lebih sehat. Selain meningkatkan pendapatan atau revenue.
"Meningkatkan kondisi keuangan PLN yaitu meningkatkan revenue, dan kami berupaya itu dan berhasil juga men-deliver bagaimana meningkatkan demand dan meningkatkan revenue. Tetapi di saat bersamaan kami juga melakukan efisiensi, mengurangi cost," ujar Darmawan saat wawancara bersama MNC Media, ditulis Rabu (17/5/2023).
Darmawan menyebut PLN berhasil mengurangi biaya sebesar Rp47 triliun atas skema take or pay (ToP) dalam perjanjian jual beli listrik (PJBL) dengan pengembang listrik swasta atau independent power producer (IPP) berhasil ditekan. Pengurangan tersebut pun dibarengi dengan peningkatan permintaan listrik dan revenue PLN sepanjang tahun lalu.
"Kami diskusi dan negosiasi dengan Independent Power Produsen. Jadi kami menyampaikan apa adanya, dulu waktu kita menandatangani kontrak, kontraknya fair tetapi demand tidak tercapai, maka akhirnya take or pay, maka itu kami berusaha sharing dengan para IPP ini dan Alhamdulillah ternyata mendapat dukungan luar biasa," ucap dia.
Untuk pembelian tenaga listrik, PLN berhasil menekan anggaran sebesar Rp1 triliun. Efisiensi ini merupakan buah dari negosiasi atas skema take or pay. "Ini adalah hasil dari upaya take or pay yang terealisasi di tahun kemarin," kata dia.
Kemudian biaya pemeliharaan juga menurun hampir Rp3 triliun, biaya kepegawaian menurun sampai Rp1,6 triliun.
"Jadi kami berupaya bagaimana revenue kami bisa ditingkatkan dan cost itu bisa di efisien sehingga struktur, baik itu dari EBITDA, profit and loss dari PLN, di mana internal variabel yang bisa dikendalikan di dalam PLN itu betul-betul kami optimalkan," ujar Darmawan.
Di lain sisi, PLN berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp14,4 triliun sepanjang 2022. Angka ini lebih tinggi 124 persen dibandingkan target yang ditetapkan pemerintah yakni Rp6,4 triliun.
Raihan keuntungan tersebut merupakan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Darmawan mengatakan, laba bersih tahun lalu merupakan angka fantastik dan menggambarkan perjuangan insan PLN.
"Ini adalah angka yang fantastik yang menggambarkan perjuangan insan PLN. Ini adalah berkat, yang di balik itu semua ada kerja keras, dedikasi, loyalitas, dan pengorbanan insan PLN," tuturnya.
Menurunnya, kinerja keuangan PLN 2022 membawa perusahaan menjelma menjadi perusahaan kelas atas (top tier company). Sebab, revenue dan performa perusahaan mengalami pertumbuhan signifikan.
"Artinya PLN sudah bergeser dari yang dulunya masih medium class company, sekarang telah menjelma menjadi top tier company," ucapnya.
Darmawan mengaku kinerja PLN tidak lepas dari tangan dingin atau kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir. Dari arahan pemegang saham, PLN melakukan sejumlah langkah transformasi yang membuat keuangan BUMN kelistrikan itu tumbuh positif.
Dia juga mengapresiasi dukungan Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan Kementerian Keuangan. "Jadi kami mengucapkan terimakasih atas kepemilikan pak Erick Thohir dengan leadership-nya bimbingannya, ada Pak Wamen I Pak Pahala yang selalu memberikan coaching kepada kami," katanya.
(akr)