Perang Ekonomi Rusia Versus Barat Masuk Tahap Baru yang Berbahaya

Kamis, 18 Mei 2023 - 12:27 WIB
loading...
Perang Ekonomi Rusia Versus Barat Masuk Tahap Baru yang Berbahaya
Konfrontasi ekonomi Rusia dengan Barat setelah invasi Kremlin ke Ukraina memasuki tahap baru yang berbahaya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Rusia telah mengubah taktiknya melawan Barat, dan Kremlin saat ini terlihat terus mengambil aset asing di dalam perbatasan. Hal ini disampaikan oleh seorang analis Rusia.



Ini adalah eskalasi di pihak Moskow, setelah pembalasan sebelumnya terhadap sanksi Barat difokuskan pada pembatasan pasokan energi untuk Eropa.

"Konfrontasi ekonomi Rusia dengan Barat setelah invasi Kremlin ke Ukraina memasuki tahap baru yang berbahaya," ujar seorang sarjana nonresiden di Carnegie Russia Eurasia Center, Alexandra Prokopenko yang menulis di Financial Times memperingatkan.



Prokopenko menambahkan, setelah Moskow menelan kekalahan dalam pengadilan yang membuat aset Rusia dibekukan di Eropa. Sejak saat itu Kremlin membentuk kerangka hukum untuk sementara menasionalisasi aset asing di Rusia.

Dalam tulisannya, Ia menerangkan, proyek-proyek yang menelan biaya miliaran dolar saat ini berisiko dan pemerintah Rusia kemungkinan akan mengambil "pendekatan yang dipersonalisasi" dengan masing-masing pemangku kepentingan, ketika mencoba untuk memecah belah Barat.

Bagian penting dari strategi pembalasan baru Moskow adalah dekrit yang ditandatangani Presiden Vladimir Putin bulan lalu, yang menurut Prokopenko memberi kendali kepada badan manajemen properti pemerintah atas aset-aset Barat yang terkena dampak penghentian operasi Rusia dan kemampuan untuk menjualnya kepada pembeli Rusia.

Dekrit tersebut juga mengharuskan perusahaan dari "negara-negara yang tidak bersahabat" untuk membayar sumbangan untuk upaya perang Rusia, mencapai 5% hingga 10% nilai aset yang dijual. Perusahaan-perusahaan Barat juga diharuskan menjual saham mereka dalam proyek-proyek bersama mitra Rusia dengan potongan 50%.

Sejak Putin menandatangani dekrit tersebut, aset perusahaan energi Finlandia dan Jerman telah ditempatkan di bawah manajemen sementara.

Di antaranya menjadi kendala Barat dalam menjual ke Rusia, "semakin banyak perusahaan semacam itu terlihat, semakin mungkin kehilangan investasi mereka di Rusia sepenuhnya," kata Prokopenko.

Namun dia mengatakan, bahwa pembatasan baru ini akan diterapkan pada perusahaan secara individual, berdasarkan hubungan mereka dengan pemerintah Rusia."Sejauh ini, baik Rusia maupun Eropa tidak memiliki strategi komprehensif tentang bagaimana menangani aset yang terdampar," katanya.

"Putusnya hubungan hampir pasti akan memperburuk konflik, karena Kremlin mencari cara untuk menghukum Eropa usai menjatuhkan sanksi dan mendukung Ukraina. Nafsu kroni Putin untuk menyita aset Barat di Rusia hanya akan menambah panas,"
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1221 seconds (0.1#10.140)