Digitalisasi UMKM Bikin Jualan Siomay Pak Eddy Makin Laris

Rabu, 24 Mei 2023 - 21:52 WIB
loading...
Digitalisasi UMKM Bikin Jualan Siomay Pak Eddy Makin Laris
Edi Soid, pemilik Siomay Pak Eddy, melayani pembeli di sela acara Panen Hadiah Simpedes di Usman Harun Sport Center, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (20/5/2023). Foto/SINDOnews/Wasis Wibowo
A A A
JAKARTA - Bagi Edi Soid (70) digitalisasi yang semakin banyak digunakan dalam berbagai transaksi jual beli, termasuk ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) , terasa sangat membantu. Bahkan, usahanya yang dikenal dengan brand Siomay Pak Eddy, semakin lancar dan laris.

Transaksi digital yang paling sering digunakan UMKM adalah penggunaan QRIS (Baca KRIS) untuk melakukan pembayaran. QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard , merupakan standar kode QR Nasional untuk memasilitasi pembayaran yang diluncurkan Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada 17 Agustus 2019.

Dengan QRIS, semua aplikasi pembayaran dari bank dan nonbank dapat digunakan di seluruh toko, pedagang, dan warung.
Untuk pembayaran, pembeli tinggal memindai (scanning) logo QRIS menggunakan telepon selular (ponsel), lalu saldo terpotong sesuai harga barang yang dibeli.

“Penggunaan QRIS gampang dan membantu saya ketika berjualan siomay. Saya jadi tidak perlu hitung uang karena otomatis masuk rekening. Pembeli juga tinggal scan logo QRIS jadi lebih cepat melakukan pembayaran,” kata Edi saat ditemui SINDOnews dalam acara Panen Hadiah Simpedes di Usman Harun Sport Center, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (20/5/2023).

Siomay Pak Eddy dijual dengan harga sekitar Rp20.000 untuk satu porsi, berisi 6 potong siomai, tahu, telur, kol, pare, dan kentang. Dalam sehari, siomay Pak Eddy rata-rata terjual sekitar 30 sampai 50 porsi siomai.

“Setiap hari hasil berjualan siomai sekitar Rp500.000 sampai Rp600.000. Kalau lagi ramai, ditambah hasil penjualan melalui layanan antar pesan online bisa menjual sampai 50 porsi,” ungkap Edi yang sehari-hari berjualan di Jalan Birah III, Lapangan Blok S, Jakarta Selatan.

Dia merasakan digitalisasi yang berkembang saat ini membantu UMKM seperti Siomay Pak Eddy menambah omzet penjualan. Akses untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga lebih mudah.

Bahkan, dia mengungkapkan, sudah 5 tahun sudah beberapa kali mendapatkan pinjaman KUR, mulai dari terkecil Rp5 juta hingga Rp25 juta.
“Proses dan syarat mengajukan pinjaman KUR mudah, yang penting punya usaha dan NIB (Nomor Induk Berusaha),” ujarnya.



Dari usaha berjualan siomay sejak tahun 1990, dia bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan lima anaknya hingga lulus kuliah. Bahkan, salah satu anaknya bekerja di Bulgaria sebagai guru bahasa Inggris.

“Berjualan biar bertahan lama harus punya kemauan kuat dan mau belajar, jadi kalau ada perkembangan apa pun jadi tahu dan bisa. Saya pribadi berjualan nomor satu yang penting habis, bukan cuma cari untung,” ungkapnya.

Sementara itu, Manager Bisnis Mikro BRI KC Jakarta Pasar Minggu, Setiawan mengatakan, pihaknya selalu mengajak dan mengedukasi UMKM binaan BRI untuk bertransaksi nontunai (cashless).

Apalagi transaksi cashless banyak membantu UMKM, seperti mempercepat pembayaran dan memudahkan menghitung hasil penjualan.
“Kami melakukan bundling, ketika nasabah mendapatkan pinjaman KUR dianjurkan menggunakan QRIS. Apalagi penggunaan QRIS banyak menguntungkan UMKM dan tidak dikenakan biaya apa pun,” kata Setiawan.



Dia menjelaskan, jumlah UMKM yang dibina BRI KC Jakarta Pasar Minggu sekitar 18.500 atau lebih dari 70% dari total nasabah. Setiap tahun, rata-rata pertumbuhan nasabah UMKM BRI KC Jakarta Pasar Minggu sekitar 14%.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1628 seconds (0.1#10.140)