Ini Rencana Erick Thohir Genjot Bisnis Garuda: Jadi Jago Kandang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memiliki rencana strategis untuk menggenjot bisnis PT Garuda Indonesia Tbk. Targetnya, pemegang saham akan menggaet sejumlah investor asing untuk dikerjasamakan dengan maskapai penerbangan pelat merah itu.
Investor yang dimaksud adalah perusahaan penerbangan di sejumlah negara, seperti Qatar Airways, Emirates, dan Singapore Airlines. Kolaborasi itu untuk membidik rute penerbangan domestik.
"Ada rencana pemikiran, Garuda ini akan dikerjasamakan dengan penerbangan yang bisa memberikan aksesibilitas untuk masyarakat Indonesia terbang ke luar negeri," ujar Erick saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, ditulis Jumat (26/5/2023).
Menurutnya, kerja sama dengan maskapai global itu menjadi opsi yang realistis bagi Garuda, ketimbang bermain di rute internasional. Erick tak ingin Garuda mengulangi kesalahan yang sama di masa lampau.
Langkah agresif Garuda terbang di rute internasional tidak optimal dan justru memberikan kerugian bagi perusahaan. Erick sejak awal ingin emiten bersandi saham GIAA itu fokus di pasar domestik lantaran menjadi pasar potensial.
"Garudanya sendiri fokus pada penerbangan dalam negeri," kata dia.
Selain maskapai global, lanjut Erick, Garuda akan dikerjasamakan dengan Indonesia Investment Authority (INA). Sayangnya, Erick enggan membeberkan rencana kemitraan tersebut.
"Memang ada rencana langkah berikutnya setelah restrukturisasi, Garuda mencari mitra strategis, salah satu kita terbuka dengan INA. INA bisa juga mengundang mitra strategis tapi mencari mitra strategis dengan situasi sekarang, ada isu-isu AS yang gagal bayar, semua pasar juga nervous," tuturnya.
Investor yang dimaksud adalah perusahaan penerbangan di sejumlah negara, seperti Qatar Airways, Emirates, dan Singapore Airlines. Kolaborasi itu untuk membidik rute penerbangan domestik.
"Ada rencana pemikiran, Garuda ini akan dikerjasamakan dengan penerbangan yang bisa memberikan aksesibilitas untuk masyarakat Indonesia terbang ke luar negeri," ujar Erick saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, ditulis Jumat (26/5/2023).
Menurutnya, kerja sama dengan maskapai global itu menjadi opsi yang realistis bagi Garuda, ketimbang bermain di rute internasional. Erick tak ingin Garuda mengulangi kesalahan yang sama di masa lampau.
Langkah agresif Garuda terbang di rute internasional tidak optimal dan justru memberikan kerugian bagi perusahaan. Erick sejak awal ingin emiten bersandi saham GIAA itu fokus di pasar domestik lantaran menjadi pasar potensial.
"Garudanya sendiri fokus pada penerbangan dalam negeri," kata dia.
Selain maskapai global, lanjut Erick, Garuda akan dikerjasamakan dengan Indonesia Investment Authority (INA). Sayangnya, Erick enggan membeberkan rencana kemitraan tersebut.
"Memang ada rencana langkah berikutnya setelah restrukturisasi, Garuda mencari mitra strategis, salah satu kita terbuka dengan INA. INA bisa juga mengundang mitra strategis tapi mencari mitra strategis dengan situasi sekarang, ada isu-isu AS yang gagal bayar, semua pasar juga nervous," tuturnya.
(uka)