Bukan Arab Saudi dan Indonesia, Negara Non-Muslim Ini Paling Maju Perbankan Syariahnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Staf Khusus Menteri Luar Negeri (Stafsus Menlu) untuk Penguatan Program-Program Prioritas, Dian Triansyah Djani, menyebutkan fakta menarik soal negara termaju dalam perbankan syariah digital. Bahkan, negara itu juga merupakan pusat keuangan syariah untuk negara non-muslim.
"Karena di situ banyak penduduknya, migrant worker-nya dari negara Islam seperti Pakistan dan Afghanistan, (negara)-nya juga sudah makmur. Jadi developed itu financing-nya, dan segala halnya," ujar Dian dalam Diskusi Media: Kinerja Hijra Bank dan Potensi Transformasi Digital Keuangan Syariah di Indonesia di Jakarta, Senin (29/5/2023).
Dia menyebut, teknologi Inggris memang sudah lebih maju dan begitu pula dengan perbankan digitalnya. Kedua, pekerja migrannya juga kebanyakan dari negara-negara Islam.
"Wali Kota London saja Islam, perdana menteri-nya keturunan India. Itu kembali lagi untuk mereka, akses teknologinya di situ, regulatory-nya already there (sudah di sana) untuk perbankan islami juga lebih gampang akses informasinya," ucap Dian.
Dia mengatakan bahwa Indonesia bisa memanfaatkan comparative advantage dalam hal ini. Indonesia memang bukan negara Islam, tapi memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
"Kita orang Indonesia juga benar-benar menjalankan syariat Islam dengan baik, jadi di sini pentingnya mengisi gap-gap yang ada," kata Dian.
Dian menjelaskan bahwa literasi digital Indonesia pun juga bagus dan merupakan negara yang juga mau maju.
Berdasarkan informasi dari Kedutaan Besar Inggris, Inggris adalah negara mayoritas non-muslim pertama yang menerbitkan sukuk syariah yang berdaulat pada tahun 2014. Bank Syariah di Inggris tunduk pada persyaratan peraturan yang sama ketatnya dengan bank konvensional. Ini termasuk memegang penyangga aset likuid berkualitas tinggi (HQLA) untuk memenuhi kewajiban saat jatuh tempo.
"Karena di situ banyak penduduknya, migrant worker-nya dari negara Islam seperti Pakistan dan Afghanistan, (negara)-nya juga sudah makmur. Jadi developed itu financing-nya, dan segala halnya," ujar Dian dalam Diskusi Media: Kinerja Hijra Bank dan Potensi Transformasi Digital Keuangan Syariah di Indonesia di Jakarta, Senin (29/5/2023).
Dia menyebut, teknologi Inggris memang sudah lebih maju dan begitu pula dengan perbankan digitalnya. Kedua, pekerja migrannya juga kebanyakan dari negara-negara Islam.
"Wali Kota London saja Islam, perdana menteri-nya keturunan India. Itu kembali lagi untuk mereka, akses teknologinya di situ, regulatory-nya already there (sudah di sana) untuk perbankan islami juga lebih gampang akses informasinya," ucap Dian.
Dia mengatakan bahwa Indonesia bisa memanfaatkan comparative advantage dalam hal ini. Indonesia memang bukan negara Islam, tapi memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
"Kita orang Indonesia juga benar-benar menjalankan syariat Islam dengan baik, jadi di sini pentingnya mengisi gap-gap yang ada," kata Dian.
Dian menjelaskan bahwa literasi digital Indonesia pun juga bagus dan merupakan negara yang juga mau maju.
Berdasarkan informasi dari Kedutaan Besar Inggris, Inggris adalah negara mayoritas non-muslim pertama yang menerbitkan sukuk syariah yang berdaulat pada tahun 2014. Bank Syariah di Inggris tunduk pada persyaratan peraturan yang sama ketatnya dengan bank konvensional. Ini termasuk memegang penyangga aset likuid berkualitas tinggi (HQLA) untuk memenuhi kewajiban saat jatuh tempo.
(uka)