Terimbas Pandemi, Industri Hulu Migas Ajukan 8 Insentif

Kamis, 23 Juli 2020 - 19:45 WIB
loading...
Terimbas Pandemi, Industri Hulu Migas Ajukan 8 Insentif
Beberapa proyek hulu migas terancam tertunda akibat penyebaran pandemi Covid-19. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Industri hulu minyak dan gas (migas) termasuk sektor yang terkena dampak pandemi Covid-19. Beberapa proyek hulu migas terancam tertunda akibat penyebaran pandemi ini.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan, dampak pandemi ini membuat SKK Migas memangkas target lifting minyak senilai 50.000 barel per hari (bopd) menjadi sebesar 705.000 bopd.

"Target lifting ini turun dari awalnya sebesar 755.000 bopd. Pandemi ini juga membuat harga minyak tertekan," ujarnya, Kamis (23/7/2020).

Susana melanjutkan, beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) juga mengalami keterlambatan imbas dari pandemi Covid-19. "Seperti proyek Tangguh yang tadinya diprediksi tahun 2020 sudah bisa beroperasi tetapi karena pandemi Covid-19 ini mundur ke tahun 2021," ungkapnya. (Baca juga: Angka Kekerasan Anak Tinggi di Masa Pandemi, Ini Arahan Dewan )

Menurut dia, kinerja industri hulu migas sangat bergantung pada kondisi di lapangan dan keekonomian. Untuk itu, industri ini membutuhkan insentif untuk pelaku usaha dan juga dukungan dari pemerintah.

"Terkait stimulus, beberapa waktu lalu SKK Migas sudah menyampaikan sekitar 8 insentif yang diusulkan pemerintah terutama Kementerian Keuangan yang terkait dengan perpajakan. Saya dengan menteri keuangan mempertimbangkan tetapi keputusan bukan di SKK Migas," tuturnya.

Susana menambahkan, SKK Migas juga meminta dukungan pemerintah dan stakeholder untuk dapat mengundang investor terutama investor kelas dunia untuk meningkatkan kegiatan produksi di Indonesia. (Baca juga: Komisaris Termuda BEI Pandu Sjahrir Gencar Ajak Milenial Main Saham )

"Karena sekarang cadangan kita sudah menipis. Sudah beberapa tahun cadangan kita sudah merah. Kita butuh tambahan investasi untuk memenuhi ketahanan cadangan kita yang bisa diubah menjadi produksi," tandasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1181 seconds (0.1#10.140)