Sanksi Barat Tak Berdaya, Rusia Catat Rekor Pengangguran Terendah

Selasa, 06 Juni 2023 - 13:11 WIB
loading...
Sanksi Barat Tak Berdaya,...
Rusia mencatat rekor tingkat pengangguran terendah 3,3% pada bulan April. Foto/Ilustrasi/Reuters
A A A
JAKARTA - Tingkat pengangguran di Rusia turun ke rekor terendah 3,3% pada bulan April. Wakil Perdana Menteri untuk Kebijakan Sosial Tatyana Golikova pada hari Senin (5/6) menyebutkan, jumlah pengangguran yang terdaftar pada bulan April berjumlah 523.000, turun 41.000 dibandingkan awal tahun ini.

Golikova, seperti dilansir Russia Today, Selasa (6/6/2023), menambahkan bahwa database lowongan yang dilacak oleh portal "Work of Russia" saat ini mampu menawarkan lebih dari 1,8 juta pekerjaan bagi calon pelamar. Angka yang disuarakan oleh pejabat tersebut sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh layanan statistik negara itu, Rosstat, pada bulan Mei lalu.



Awal tahun ini, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menegaskan bahwa pengangguran di negara itu mencapai rekor terendah saat bertemu dengan anggota pemerintah. Namun, Putin memperingatkan bahwa ini tidak berarti semua masalah di pasar tenaga kerja telah diselesaikan, dan meminta pemerintah untuk membantu meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Putin menekankan bahwa perlu dilakukan upaya untuk menciptakan peluang bagi pengembangan profesional dan pelatihan kaum muda sehingga mereka dapat memperoleh keterampilan modern dan dibutuhkan dan pada akhirnya dapat menafkahi keluarga mereka dengan lebih baik.



Perekonomian Rusia terbilang masih terus stabil kendati dikepung beragam sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Komisi Eropa bahkan telah meningkatkan prospek ekonomi Rusia pada tahun 2023, dalam Prakiraan Ekonomi terbarunya. Menurut dokumen tersebut, produk domestik bruto (PDB) Rusia diperkirakan masih akan turun, tetapi hanya sebesar 0,9% dibandingkan dengan kontraksi 3,2% yang diprediksi komisi tersebut pada musim gugur lalu.

Upah nominal di Rusia pun diperkirakan masih akan melampaui inflasi tahun ini, namun konsumsi swasta diperkirakan akan tetap "tertekan" di tengah ketidakpastian terkait konflik dengan Ukraina, menurut dokumen tersebut.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1150 seconds (0.1#10.140)