Ganjar Tingkatkan Indeks Pembangunan Manusia Melalui Program SMKN Jateng
loading...
A
A
A
GROBOGAN - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berupaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui program SMKN Jateng gratis untuk siswa dari keluarga tidak mampu.
"Kita mau angkat IPM kita menjadi jauh lebih baik, maka akses pendidikan itu ada, wabilkhusus untuk yang miskin," kata Ganjar saat ditemui di Taman Hijau Kota, Kabupaten Grobogan, Jateng, Kamis (15/6/2023).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Jateng pada tahun 2022 mencapai 72,79, sehingga naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 72,16. Peningkatan IPM terjadi pada semua komponen, baik kualitas kesehatan, pendidikan, maupun pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Alih-alih membayar mahal, SMKN Jateng justru gratis dan diperuntukkan bagi siswa miskin yang orang tuanya tidak mampu membiayai sekolah. Siswa yang masuk melalui seleksi akan ditempa pendidikan dan menetap di asrama. Semuanya gratis tanpa biaya, mulai dari pendaftaran, seragam, sepatu, peralatan sekolah, asrama, hingga makan sehari-hari.
"SMK Jateng sekarang sudah mulai menjadi idola, orang mulai berduyun-duyun oleh beberapa orang, Pak Ganjar saya mau titip satu anak saya. Mohon maaf tidak bisa silakan ikuti tes. Ini yang perlu syarat-syarat khusus dan kita tidak bisa menampung semuanya," kata Ganjar.
Saat ini, Ganjar menyebutkan Pemprov Jateng terus membuka lebar akses pendidikan gratis dengan menambah 15 SMKN Jawa Tengah semi boarding yang tersebar di berbagai kabupaten/kota.
Ke-15 sekolah tersebut antara lain SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Grobogan, SMKN 1 Jepon Blora, SMKN 1 Tulung Klaten, SMKN 1 Kedawung Sragen, SMKN 2 Wonogiri, SMKN 1 Purworejo, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Banyumas, SMKN 1 Tonjong Brebes, dan SMKN 1 Randudongkal Pemalang.
"Sekarang kita tambah 15 karena kita ingin lebih banyak mendistribusikan akses pendidikan anak-anak yang punya potensi bagus," ujar Ganjar.
Ganjar berkomitmen untuk terus memberikan fasilitas terbaik bagi semua masyarakat dalam hal pendidikan, terutama siswa dari keluarga tidak mampu. Ganjar berharap semangat belajar anak-anak semakin tinggi.
"Anak-anak semangat belajarnya tinggi, metode-metodeloginya cukup bagus, dan hubungan dengan industrinya juga oke. Maka setidaknya dunia kerja siaplah menerima mereka," pungkas Ganjar.
Sejak 2014 lalu, kini SMK berkonsep boarding itu telah meluluskan 1.837 siswa. Sebanyak 80 persen di antaranya terserap di dunia kerja dan perguruan tinggi, baik di tingkat nasional maupun luar negeri.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng mendata lulusan terdiri dari 3 SMKN Jateng. Yakni SMKN Jateng Semarang 825 lulusan, SMKN Jateng Pati 336 lulusan, dan 676 lulusan SMKN Jateng Purbalingga.
Lihat Juga: Menko PMK Dorong Percepatan Program Prioritas Bidang Pembangunan Manusia di Papua Tengah
"Kita mau angkat IPM kita menjadi jauh lebih baik, maka akses pendidikan itu ada, wabilkhusus untuk yang miskin," kata Ganjar saat ditemui di Taman Hijau Kota, Kabupaten Grobogan, Jateng, Kamis (15/6/2023).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Jateng pada tahun 2022 mencapai 72,79, sehingga naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 72,16. Peningkatan IPM terjadi pada semua komponen, baik kualitas kesehatan, pendidikan, maupun pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Alih-alih membayar mahal, SMKN Jateng justru gratis dan diperuntukkan bagi siswa miskin yang orang tuanya tidak mampu membiayai sekolah. Siswa yang masuk melalui seleksi akan ditempa pendidikan dan menetap di asrama. Semuanya gratis tanpa biaya, mulai dari pendaftaran, seragam, sepatu, peralatan sekolah, asrama, hingga makan sehari-hari.
"SMK Jateng sekarang sudah mulai menjadi idola, orang mulai berduyun-duyun oleh beberapa orang, Pak Ganjar saya mau titip satu anak saya. Mohon maaf tidak bisa silakan ikuti tes. Ini yang perlu syarat-syarat khusus dan kita tidak bisa menampung semuanya," kata Ganjar.
Saat ini, Ganjar menyebutkan Pemprov Jateng terus membuka lebar akses pendidikan gratis dengan menambah 15 SMKN Jawa Tengah semi boarding yang tersebar di berbagai kabupaten/kota.
Ke-15 sekolah tersebut antara lain SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Grobogan, SMKN 1 Jepon Blora, SMKN 1 Tulung Klaten, SMKN 1 Kedawung Sragen, SMKN 2 Wonogiri, SMKN 1 Purworejo, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Banyumas, SMKN 1 Tonjong Brebes, dan SMKN 1 Randudongkal Pemalang.
"Sekarang kita tambah 15 karena kita ingin lebih banyak mendistribusikan akses pendidikan anak-anak yang punya potensi bagus," ujar Ganjar.
Ganjar berkomitmen untuk terus memberikan fasilitas terbaik bagi semua masyarakat dalam hal pendidikan, terutama siswa dari keluarga tidak mampu. Ganjar berharap semangat belajar anak-anak semakin tinggi.
"Anak-anak semangat belajarnya tinggi, metode-metodeloginya cukup bagus, dan hubungan dengan industrinya juga oke. Maka setidaknya dunia kerja siaplah menerima mereka," pungkas Ganjar.
Sejak 2014 lalu, kini SMK berkonsep boarding itu telah meluluskan 1.837 siswa. Sebanyak 80 persen di antaranya terserap di dunia kerja dan perguruan tinggi, baik di tingkat nasional maupun luar negeri.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng mendata lulusan terdiri dari 3 SMKN Jateng. Yakni SMKN Jateng Semarang 825 lulusan, SMKN Jateng Pati 336 lulusan, dan 676 lulusan SMKN Jateng Purbalingga.
Lihat Juga: Menko PMK Dorong Percepatan Program Prioritas Bidang Pembangunan Manusia di Papua Tengah
(nng)