Kemiskinan Menurun, Begini Kinerja Ganjar Pranowo Atasi Kemiskinan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ganjar Pranowo , calon presiden dari PDIP, membahas gagasannya untuk menawarkan program satu sarjana bagi satu keluarga miskin. Tujuannya untuk mengakhiri kemiskinan di Indonesia.
Ganjar berpandangan bahwa setiap orang memiliki akses yang sama terhadap pendidikan, bahkan kelompok yang paling tidak mampu sekalipun. Dengan memberikan anak-anak miskin akses terhadap pendidikan yang berkualitas, mereka dapat mengubah nasib keluarga.
Menurut Ganjar, program tersebut dibuat agar salah satu anggota keluarga bisa mendapatkan gelar sarjana dan menjadi tulang punggung bagi keluarga. Pernyataan itu disampaikannya pada kuliah umum di Universitas Kristen Maranatha Bandung, Jawa Barat, pada bulan Oktober 2023.
Ganjar mengungkapkan kebahagiaannya karena kini banyak pemimpin daerah yang fokus pada akses pendidikan gratis, khususnya bagi anak-anak kurang mampu. Ia mengklaim tindakan tersebut dapat menyatukan satu keluarga dan satu sarjana.
Lebih lanjut Ganjar mengklarifikasi, gagasan tersebut dibuat bukan tanpa tujuan. Pasalnya, semasa menjabat Gubernur Jawa Tengah, ia menawarkan pendidikan SMKN gratis kepada masyarakat tidak mampu. Fakta bahwa lulusan program Ganjar dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja semakin menunjukkan bahwa kurikulum telah teruji.
Selain itu, Ganjar mengaku menaruh harapan besar agar inisiatif ini bisa berskala nasional. Namun agar hal ini bisa terwujud, struktur politik di pemerintahan harus bekerja sama satu sama lain. "Maka bila anggaran negara bisa dioptimalkan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya," pungkas mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Di bawah arahan Ganjar, angka kemiskinan di Jawa Tengah cenderung menurun baik secara angka absolut maupun persentase, meskipun tingkat pengurangannya tidak terlalu tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 3,87 juta penduduk miskin di Jawa Tengah pada September 2018 atau sebelum Ganjar dengan rasio 11,19%.
Hingga September 2022, empat tahun setelah Ganjar menjabat, 3,86 juta orang di Jawa Tengah tergolong miskin. Tingkat kemiskinan menurun menjadi 10,98%. Selama empat tahun, terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 100.000 orang. Tingkat kemiskinan turun sebesar 0,21%.
Jawa Tengah memiliki tingkat kemiskinan yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara secara keseluruhan, yaitu pada September 2022 sebesar 9,57%. Selain itu, angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata provinsi di Pulau Jawa sebesar 8,67%. Kabupaten Brebes yang berpenduduk 290,66 ribu jiwa dan tingkat kemiskinan 16,05% merupakan wilayah termiskin. Semarang memiliki persentase penduduk miskin terendah, yaitu 4,34 juta jiwa, dengan tingkat kemiskinan 4,25%.
Ganjar berpandangan bahwa setiap orang memiliki akses yang sama terhadap pendidikan, bahkan kelompok yang paling tidak mampu sekalipun. Dengan memberikan anak-anak miskin akses terhadap pendidikan yang berkualitas, mereka dapat mengubah nasib keluarga.
Menurut Ganjar, program tersebut dibuat agar salah satu anggota keluarga bisa mendapatkan gelar sarjana dan menjadi tulang punggung bagi keluarga. Pernyataan itu disampaikannya pada kuliah umum di Universitas Kristen Maranatha Bandung, Jawa Barat, pada bulan Oktober 2023.
Ganjar mengungkapkan kebahagiaannya karena kini banyak pemimpin daerah yang fokus pada akses pendidikan gratis, khususnya bagi anak-anak kurang mampu. Ia mengklaim tindakan tersebut dapat menyatukan satu keluarga dan satu sarjana.
Lebih lanjut Ganjar mengklarifikasi, gagasan tersebut dibuat bukan tanpa tujuan. Pasalnya, semasa menjabat Gubernur Jawa Tengah, ia menawarkan pendidikan SMKN gratis kepada masyarakat tidak mampu. Fakta bahwa lulusan program Ganjar dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja semakin menunjukkan bahwa kurikulum telah teruji.
Selain itu, Ganjar mengaku menaruh harapan besar agar inisiatif ini bisa berskala nasional. Namun agar hal ini bisa terwujud, struktur politik di pemerintahan harus bekerja sama satu sama lain. "Maka bila anggaran negara bisa dioptimalkan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya," pungkas mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Di bawah arahan Ganjar, angka kemiskinan di Jawa Tengah cenderung menurun baik secara angka absolut maupun persentase, meskipun tingkat pengurangannya tidak terlalu tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 3,87 juta penduduk miskin di Jawa Tengah pada September 2018 atau sebelum Ganjar dengan rasio 11,19%.
Hingga September 2022, empat tahun setelah Ganjar menjabat, 3,86 juta orang di Jawa Tengah tergolong miskin. Tingkat kemiskinan menurun menjadi 10,98%. Selama empat tahun, terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 100.000 orang. Tingkat kemiskinan turun sebesar 0,21%.
Jawa Tengah memiliki tingkat kemiskinan yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara secara keseluruhan, yaitu pada September 2022 sebesar 9,57%. Selain itu, angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata provinsi di Pulau Jawa sebesar 8,67%. Kabupaten Brebes yang berpenduduk 290,66 ribu jiwa dan tingkat kemiskinan 16,05% merupakan wilayah termiskin. Semarang memiliki persentase penduduk miskin terendah, yaitu 4,34 juta jiwa, dengan tingkat kemiskinan 4,25%.