BI Diramal Tahan Suku Bunga Acuan Sepanjang Tahun, Kurs Rupiah Ambruk Jadi Rp14.994/USD
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melemah hingga perdagangan sore ini, Senin (19/6/2023). Kurs rupiah terpantau jatuh 54 poin ke level Rp14.994 per USD.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menerangkan, pelemahan rupiah sore ini didorong oleh sikap Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 5,75 persen sepanjang 2023.
"BI akan berhati-hati dalam menanggapi pandangan terbaru The Fed. Pasalnya, dampak dari transmisi Fed Funds Rate (FFR) di Indonesia akan semakin terlihat melalui imbal hasil obligasi pemerintah yerutama bertenor 10 tahun terus menurun dan mendekati level 6 persen," ujar Ibrahim dalam rilis hariannya.
Adapun dari sisi domestik, lanjut dia menerangkan, tingkat inflasi Indonesia tercatat turun ke level terendah dalam 12 bulan terakhir menjadi sebesar 4,00 persen secara tahunan pada Mei 2023. Diperkirakan, inflasi akan terus menurun dan bergerak dalam kisaran target kedepannya.
Selain itu, pasar obligasi dan pasar saham Indonesia juga terus mencatatkan arus masuk bersih. Meski mengalami penyempitan, neraca perdagangan Indonesia akan tetap mempertahankan surplus.
"Faktor-faktor ini akan memberikan dukungan terhadap stabilitas nilai tukar rupiah," ucapnya.
Di samping itu, Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (20/6) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.980-Rp15.060 per USD.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menerangkan, pelemahan rupiah sore ini didorong oleh sikap Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 5,75 persen sepanjang 2023.
"BI akan berhati-hati dalam menanggapi pandangan terbaru The Fed. Pasalnya, dampak dari transmisi Fed Funds Rate (FFR) di Indonesia akan semakin terlihat melalui imbal hasil obligasi pemerintah yerutama bertenor 10 tahun terus menurun dan mendekati level 6 persen," ujar Ibrahim dalam rilis hariannya.
Adapun dari sisi domestik, lanjut dia menerangkan, tingkat inflasi Indonesia tercatat turun ke level terendah dalam 12 bulan terakhir menjadi sebesar 4,00 persen secara tahunan pada Mei 2023. Diperkirakan, inflasi akan terus menurun dan bergerak dalam kisaran target kedepannya.
Selain itu, pasar obligasi dan pasar saham Indonesia juga terus mencatatkan arus masuk bersih. Meski mengalami penyempitan, neraca perdagangan Indonesia akan tetap mempertahankan surplus.
"Faktor-faktor ini akan memberikan dukungan terhadap stabilitas nilai tukar rupiah," ucapnya.
Di samping itu, Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (20/6) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.980-Rp15.060 per USD.
(akr)