Jepang Waswas dengan Nasib Bank-bank yang Salurkan Kredit Rp960 Triliun ke China
loading...
A
A
A
JAKARTA - The Financial Services Agency's (FSA), regulator keuangan Jepang , cemas dengan kondisi yang akan menimpa China , terkait ketegangan negara itu dengan Barat atau pecahnya konflik Taiwan. FSA telah mengontak bank-bank papan atas di Jepang terkait rencana menghadapi semua potensi risiko itu.
Mengutip Reuters, Selasa (20/6/2023), permintaan FSA--yang belum pernah terjadi sebelumnya--adalah untuk memastikan megabank Jepang memikirkan risiko dan siap merespons jika situasi geopolitik memburuk. Termasuk terkait masalah status politik Taiwan.
Megabank Jepang Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), Sumitomo Mitsui Financial Group dan Mizuho Financial Group adalah bank-banak kakap Jepang yang memiliki aset gabungan sebesar USD6,5 triliun. Data itu merupakan laporan Refinitiv.
Pada akhir Maret, ketiga bank tersebut memiliki eksposur kredit total mendekati Rp1.000 triliun, tepatnya USD64 miliar atau Rp960 triliun (kurs Rp15.000). Jumlah itu kira-kira setara 1% dari total aset mereka. Nah angka penyaluran kredit tersebut belum termasuk seluruh unit usaha bank lainnya di Jepang.
Risiko besar bagi bank-bank Jepang terhadap China adalah keluarnya sanksi yang melibatkan AS terhadap Negeri Tirai Bambu itu. Sanksi itu akan membuat pincang kemampuan bank-bank Jepang melakukan bisnis di sana, sama halnya larangan transaksi terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina.
Mengutip Reuters, Selasa (20/6/2023), permintaan FSA--yang belum pernah terjadi sebelumnya--adalah untuk memastikan megabank Jepang memikirkan risiko dan siap merespons jika situasi geopolitik memburuk. Termasuk terkait masalah status politik Taiwan.
Megabank Jepang Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), Sumitomo Mitsui Financial Group dan Mizuho Financial Group adalah bank-banak kakap Jepang yang memiliki aset gabungan sebesar USD6,5 triliun. Data itu merupakan laporan Refinitiv.
Pada akhir Maret, ketiga bank tersebut memiliki eksposur kredit total mendekati Rp1.000 triliun, tepatnya USD64 miliar atau Rp960 triliun (kurs Rp15.000). Jumlah itu kira-kira setara 1% dari total aset mereka. Nah angka penyaluran kredit tersebut belum termasuk seluruh unit usaha bank lainnya di Jepang.
Risiko besar bagi bank-bank Jepang terhadap China adalah keluarnya sanksi yang melibatkan AS terhadap Negeri Tirai Bambu itu. Sanksi itu akan membuat pincang kemampuan bank-bank Jepang melakukan bisnis di sana, sama halnya larangan transaksi terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina.
(uka)