IBC Gandeng Produsen Sepeda United Kembangkan Baterai Motor Listrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Holding baterai listrik nasional bentukan Kementerian BUMN yakni Indonesia Battery Corporation ( IBC ) menggandeng sejumlah produsen sepeda untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan produsen United Bike PT Terang Dunia Internusa (TDI) untuk menggarap Battery Asset Management Service (BAMS). Nantinya, BAMS akan menjadi platform yang dapat mengakomodasi pengguna motor listrik.
"Ini merupakan bentuk komitmen pemerintah serta institusi terkait dalam menghadapi tantangan besar terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik, yaitu infrastruktur untuk menjadi lebih terintegrasi," kata Toto dalam keterangannya, Minggu (25/6/2023).
Dia mengungkapkan sejumlah tantangan pengembangan infrastruktur untuk charging dan swapping baterai. "Baterai dari motor listrik itu 40 persen biayanya ada di situ. Jadi kalau kita bisa melakukan kavling terhadap baterai motor listrik, itu tentunya akan mengurangi biaya konsumen," terangnya.
Sementara itu Direktur TDI Henry Mulyadi menambahkan kolaborasi bersama entitas pemerintah dapat mengintegrasikan platform BAMS sebagai penyediaan baterai, swap station, dan aplikasi IOT.
Menurutnya, kemitraan ini dapat membantu mempercepat pertumbuhan kendaraan listrik di tanah air yang selama ini masih terkendala akibat perbedaan ekosistem motor listrik.
"Ditargetkan, melalui BAMS, Indonesia dapat memproduksi 21 ribu battery pack. Nantinya ini dapat digunakan oleh berbagai merek motor listrik termasuk United E-Motor," tutup Henry.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan produsen United Bike PT Terang Dunia Internusa (TDI) untuk menggarap Battery Asset Management Service (BAMS). Nantinya, BAMS akan menjadi platform yang dapat mengakomodasi pengguna motor listrik.
"Ini merupakan bentuk komitmen pemerintah serta institusi terkait dalam menghadapi tantangan besar terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik, yaitu infrastruktur untuk menjadi lebih terintegrasi," kata Toto dalam keterangannya, Minggu (25/6/2023).
Dia mengungkapkan sejumlah tantangan pengembangan infrastruktur untuk charging dan swapping baterai. "Baterai dari motor listrik itu 40 persen biayanya ada di situ. Jadi kalau kita bisa melakukan kavling terhadap baterai motor listrik, itu tentunya akan mengurangi biaya konsumen," terangnya.
Sementara itu Direktur TDI Henry Mulyadi menambahkan kolaborasi bersama entitas pemerintah dapat mengintegrasikan platform BAMS sebagai penyediaan baterai, swap station, dan aplikasi IOT.
Menurutnya, kemitraan ini dapat membantu mempercepat pertumbuhan kendaraan listrik di tanah air yang selama ini masih terkendala akibat perbedaan ekosistem motor listrik.
"Ditargetkan, melalui BAMS, Indonesia dapat memproduksi 21 ribu battery pack. Nantinya ini dapat digunakan oleh berbagai merek motor listrik termasuk United E-Motor," tutup Henry.
(nng)