Wall Street Lemas, Data Tenaga Kerja AS Bikin Investor Waswas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street dibuka jatuh pada perdagangan Kamis (6/7/2023) setelah rilis data tenaga kerja yang kuat mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga lanjutan oleh bank sentral pada bulan ini. Dow Jones Industrial Average merosot 0,94% di 33.965,36, S&P 500 jatuh 1% di 4.402,32, sedangkan NASDAQ Composite turun 1,07% menjadi 13.644,74.
Jumlah tenaga kerja baru Amerika Serikat untuk sektor swasta meningkat sebanyak 497.000 pekerja pada periode Juni 2023. Menurut laporan ADP, peningkatan ini tumbuh dua kali lipat dari perkiraan konsensus, sekaligus terbesar sejak Juli 2022.
Kabar ini membawa ekspektasi di kalangan investor bahwa Federal Reserve ( The Fed ) masih akan memperketat kebijakan moneternya dengan mengerek bunga lanjutan. Indikator FedWatch dari CME Group membaca peluang 95% kenaikan 25 bps, demikian dikutip dari Reuters, Kamis (6/7/2023).
Ini semakin membebani pasar terutama setelah risalah hasil pertemuan The Fed menunjukkan bahwa sebagian besar pejabat bank sentral mendukung adanya tambahan suku bunga, sebelum menutup tahun.
Ke depan investor masih menantikan sejumlah data makro, termasuk laporan non-farm payrolls (NFP) yang berisikan jumlah tenaga kerja Amerika Serikat di semua sektor, kecuali sektor pertanian, pegawai pemerintah, pegawai organisasi non-profit, dan pegawai rumah tangga.
Lihat Juga: 14 Juta Investor Pasar Modal Indonesia, AEI Dorong Sinergi Emiten dalam Membangun Ekonomi
Jumlah tenaga kerja baru Amerika Serikat untuk sektor swasta meningkat sebanyak 497.000 pekerja pada periode Juni 2023. Menurut laporan ADP, peningkatan ini tumbuh dua kali lipat dari perkiraan konsensus, sekaligus terbesar sejak Juli 2022.
Kabar ini membawa ekspektasi di kalangan investor bahwa Federal Reserve ( The Fed ) masih akan memperketat kebijakan moneternya dengan mengerek bunga lanjutan. Indikator FedWatch dari CME Group membaca peluang 95% kenaikan 25 bps, demikian dikutip dari Reuters, Kamis (6/7/2023).
Ini semakin membebani pasar terutama setelah risalah hasil pertemuan The Fed menunjukkan bahwa sebagian besar pejabat bank sentral mendukung adanya tambahan suku bunga, sebelum menutup tahun.
Ke depan investor masih menantikan sejumlah data makro, termasuk laporan non-farm payrolls (NFP) yang berisikan jumlah tenaga kerja Amerika Serikat di semua sektor, kecuali sektor pertanian, pegawai pemerintah, pegawai organisasi non-profit, dan pegawai rumah tangga.
Lihat Juga: 14 Juta Investor Pasar Modal Indonesia, AEI Dorong Sinergi Emiten dalam Membangun Ekonomi
(uka)