Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah, Pasar Waspada Kenaikan Suku Bunga AS

Selasa, 01 Agustus 2023 - 15:53 WIB
loading...
Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah, Pasar Waspada Kenaikan Suku Bunga AS
Rupiah hari ini ditutup melemah hari ini, Selasa (1/8/2023). FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (1/8/2023), turun 45 poin di level Rp15.155 dari penutupan sebelumnya di Rp15.080 merespons ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve.

Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS menguat karena sentimen dari Ketua Fed Jerome Powell dengan susah payah menunjukkan pentingnya data ekonomi yang akan datang dalam proses pengambilan keputusan dengan demikian fokus dengan baik dan benar pada laporan pekerjaan Juni pada hari Jumat untuk bulan Juni diharapkan untuk mengkonfirmasi pasar tenaga kerja yang sehat.

"Data menunjukkan harga rumah Inggris turun paling banyak sejak 2009 dalam 12 bulan hingga Juli, dengan pemberi pinjaman hipotek Nationwide menyatakan harga rumah rata-rata turun 3,8% setelah penurunan tahunan 3,5% pada bulan Juni, dengan penurunan 0,2% bulan ke bulan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (1/8/2023).



Hal tersebut mengikuti data dari Konsorsium Ritel Inggris, yang dirilis Senin, menunjukkan bahwa harga di toko-toko Inggris turun untuk pertama kali dalam dua tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga berdampak pada ekonomi Inggris, memperlambat inflasi tertinggi di negara maju, dan dapat menekan Bank of England untuk melonggarkan siklus pengetatannya. Yang mengatakan, BoE secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sekali lagi pada hari Kamis, untuk yang ke-14 kalinya berturut-turut.

Selain itu, Pejabat China mengisyaratkan bahwa langkah-langkah stimulus lebih banyak dilakukan dalam beberapa bulan mendatang, membantu pasar melihat melewati data yang menunjukkan aktivitas bisnis di importir komoditas terbesar dunia melambat tajam hingga Juli.

Pejabat China mengisyaratkan bahwa langkah-langkah stimulus lebih banyak dilakukan dalam beberapa bulan mendatang, membantu pasar melihat melewati data yang menunjukkan aktivitas bisnis di importir komoditas terbesar dunia melambat tajam hingga Juli.



Tetapi Beijing belum mengungkap kebijakan konkret apa pun untuk memacu konsumsi dan permintaan lokal, meskipun ada jaminan berulang kali dari pejabat tinggi. Dari sentimen internal, tren inflasi pada 2023 terpantau menurun sejak awal tahun hingga Juni 2023 dan diproyeksikan akan mencapai 3 persen pada akhir tahun mendatang.

Namun, kondisi tersebut dapat terjadi dengan beberapa syarat. Proyeksi tersebut artinya mencakup batas tengah target Bank Indonesia (BI), yaitu di kisaran 2% hingga 4%.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)