Gubernur BI Bawa Kabar Terbaru Proyek Rupiah Digital, Intip Detailnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan kabar terbaru dari proyek Rupiah Digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC). Dia menyebutkan, bahwa CBDC ini masih dalam masa penggodokan oleh BI dan instansi maupun pemegang kepentingan lainnya.
"Konsep CBDC memang sedang dalam pematangan. Kita baru menerima masukan dari kawan-kawan di industri pada akhir Juni kemarin. Kawan BI masih menggodoknya," ungkap Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK di Jakarta, Selasa (1/8/2023).
Dalam pematangan rencananya, dia menyebut bahwa ada tiga pertimbangan penting. Yang pertama, konsep sangat penting demi kesiapan ke depannya.
"Tentu saja kami perlu mempertimbangkan kesiapan industri. Makanya dari bulan Juli kemarin, kami sudah menerima masukan dari pihak industri, baik kesiapan teknologinya, bahasa komunikasinya, maupun implikasinya," tambah Perry.
Pertimbangan kedua adalah mengenai kompatibilitas atau kesesuaian dengan teknologi digital secara global. "Ini CBDC kan engga hanya di dalam negeri, dia juga luar negeri (cross border)," ungkap Perry.
Sambungnya, bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan EIS karena di sana sedang dikembangkan teknologi digital untuk CBDC dan yang lainnya. Sementara itu yang ketiga, Perry menyebut pihaknya perlu mempersiapkan rencana pengembangannya ke depan, dimana konsep mencakup struktur model bisnis sampai teknologinya.
"Tiga hal ini sedang kami persiapkan, ada waktunya nanti kami jelaskan," pungkas Perry.
"Konsep CBDC memang sedang dalam pematangan. Kita baru menerima masukan dari kawan-kawan di industri pada akhir Juni kemarin. Kawan BI masih menggodoknya," ungkap Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK di Jakarta, Selasa (1/8/2023).
Dalam pematangan rencananya, dia menyebut bahwa ada tiga pertimbangan penting. Yang pertama, konsep sangat penting demi kesiapan ke depannya.
"Tentu saja kami perlu mempertimbangkan kesiapan industri. Makanya dari bulan Juli kemarin, kami sudah menerima masukan dari pihak industri, baik kesiapan teknologinya, bahasa komunikasinya, maupun implikasinya," tambah Perry.
Pertimbangan kedua adalah mengenai kompatibilitas atau kesesuaian dengan teknologi digital secara global. "Ini CBDC kan engga hanya di dalam negeri, dia juga luar negeri (cross border)," ungkap Perry.
Sambungnya, bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan EIS karena di sana sedang dikembangkan teknologi digital untuk CBDC dan yang lainnya. Sementara itu yang ketiga, Perry menyebut pihaknya perlu mempersiapkan rencana pengembangannya ke depan, dimana konsep mencakup struktur model bisnis sampai teknologinya.
"Tiga hal ini sedang kami persiapkan, ada waktunya nanti kami jelaskan," pungkas Perry.
(akr)