Hidupkan Kembali Jalur Sutra Kuno, China Kucurkan Rp382,7 Triliun ke Pakistan
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - China telah menginvestasikan USD25,4 miliar atau setara Rp382,7 triliun (Kurs Rp15.069 per USD) di Pakistan selama satu dekade terakhir untuk beragam proyek, mulai dari jalan hingga pembangkit listrik. Kedua negara baru saja merayakan peringatan 10 tahun dari apa yang disebut sebagai landasan Belt and Road Initiative .
Inisiatif yang disebut sebagai Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) adalah upaya China secara global untuk membangun kembali rute perdagangan Jalur Sutra kuno dan menghubungkan China ke seluruh penjuru Asia.
Di Pakistan, CPEC dianggap sebagai kesempatan untuk membawa kemakmuran baru ke negara Asia Selatan, tersebut. Sejak 2013, ribuan pekerja konstruksi dan insinyur China telah bekerja di negara Islam miskin itu sebagai bagian dari inisiatif Presiden China, Xi Jinping.
Namun, pekerjaan pada beberapa proyek sejak saat itu cenderung melambat atau ditangguhkan sementara karena berbagai alasan. Termasuk serangan militan tahun 2021 di mana 13 pekerja China tewas oleh seorang pembom bunuh diri yang menargetkan bus yang membawa mereka di barat laut.
Dalam sambutan yang disiarkan televisi, Wakil Perdana Menteri China, He Lefing mengatakan, kota Gwadar di barat daya Pakistan dulunya hanya sebuah kota nelayan, tetapi berkat pembangunan pelabuhan laut dalam oleh China, membuat kota itu menjadi pusat koneksi regional.
Ia juga menambahkan, selesainya beberapa proyek terkait CPEC, telah membantu mengurangi pemadaman listrik di Pakistan. He Lefing berharap, Pakistan bisa menciptakan masa depan yang lebih baik dengan tangan mereka sendiri" di tahun-tahun mendatang.
Beberapa hari sebelumnya China menggulirkan pinjaman sebesar USD2,4 miliar untuk Pakistan dalam sebuah langkah yang bertujuan membantu negara itu mengatasi krisis ekonomi. China baru-baru ini juga memainkan peran kunci dalam membantu Pakistan menghindari default pada pembayaran utang.
Pinjaman dari Beijing ke Pakistan terus mengalir sejak Desember, ketika Dana Moneter Internasional (IMF) menunda bailout untuk Islamabad hingga Juni, menyusul pembicaraan antara Dana Moneter Internasional dan Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif.
IMF menyetor angsuran pertama sebesar USD1,2 miliar di bank sentral Pakistan awal bulan ini.
Pada awal pekan, Sharif di hadapan wakil perdana menteri China pada sebuah pertemuan, mengatakan dia tidak akan melupakan bantuan keuangan China belum lama ini, yang datang pada saat yang sangat penting. Sejak berkuasa pada April 2022, Sharif menyalahkan dugaan korupsi di bawah mantan Perdana Menteri Imran Khan atas kemerosotan ekonomi Pakistan.
Dia juga mengatakan, Pakistan akan "meniru model China", lewat kerja keras untuk mengatasi salah satu krisis ekonomi terburuk yang dihadapi negaranya dalam beberapa bulan terakhir. Sharif menambahkan, dia ingin mengakhiri ketergantungan pada pinjaman luar negeri.
"Kita harus menjauh dari pinjaman dan pemberian pinjaman, dan harus berdiri di atas kaki kita untuk menunjukkan kepada dunia bahwa orang-orang kita hebat, energik, dan mampu menghadapi tantangan yang sulit," tegas Sharif.
Inisiatif yang disebut sebagai Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) adalah upaya China secara global untuk membangun kembali rute perdagangan Jalur Sutra kuno dan menghubungkan China ke seluruh penjuru Asia.
Di Pakistan, CPEC dianggap sebagai kesempatan untuk membawa kemakmuran baru ke negara Asia Selatan, tersebut. Sejak 2013, ribuan pekerja konstruksi dan insinyur China telah bekerja di negara Islam miskin itu sebagai bagian dari inisiatif Presiden China, Xi Jinping.
Namun, pekerjaan pada beberapa proyek sejak saat itu cenderung melambat atau ditangguhkan sementara karena berbagai alasan. Termasuk serangan militan tahun 2021 di mana 13 pekerja China tewas oleh seorang pembom bunuh diri yang menargetkan bus yang membawa mereka di barat laut.
Dalam sambutan yang disiarkan televisi, Wakil Perdana Menteri China, He Lefing mengatakan, kota Gwadar di barat daya Pakistan dulunya hanya sebuah kota nelayan, tetapi berkat pembangunan pelabuhan laut dalam oleh China, membuat kota itu menjadi pusat koneksi regional.
Ia juga menambahkan, selesainya beberapa proyek terkait CPEC, telah membantu mengurangi pemadaman listrik di Pakistan. He Lefing berharap, Pakistan bisa menciptakan masa depan yang lebih baik dengan tangan mereka sendiri" di tahun-tahun mendatang.
Beberapa hari sebelumnya China menggulirkan pinjaman sebesar USD2,4 miliar untuk Pakistan dalam sebuah langkah yang bertujuan membantu negara itu mengatasi krisis ekonomi. China baru-baru ini juga memainkan peran kunci dalam membantu Pakistan menghindari default pada pembayaran utang.
Pinjaman dari Beijing ke Pakistan terus mengalir sejak Desember, ketika Dana Moneter Internasional (IMF) menunda bailout untuk Islamabad hingga Juni, menyusul pembicaraan antara Dana Moneter Internasional dan Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif.
IMF menyetor angsuran pertama sebesar USD1,2 miliar di bank sentral Pakistan awal bulan ini.
Pada awal pekan, Sharif di hadapan wakil perdana menteri China pada sebuah pertemuan, mengatakan dia tidak akan melupakan bantuan keuangan China belum lama ini, yang datang pada saat yang sangat penting. Sejak berkuasa pada April 2022, Sharif menyalahkan dugaan korupsi di bawah mantan Perdana Menteri Imran Khan atas kemerosotan ekonomi Pakistan.
Dia juga mengatakan, Pakistan akan "meniru model China", lewat kerja keras untuk mengatasi salah satu krisis ekonomi terburuk yang dihadapi negaranya dalam beberapa bulan terakhir. Sharif menambahkan, dia ingin mengakhiri ketergantungan pada pinjaman luar negeri.
"Kita harus menjauh dari pinjaman dan pemberian pinjaman, dan harus berdiri di atas kaki kita untuk menunjukkan kepada dunia bahwa orang-orang kita hebat, energik, dan mampu menghadapi tantangan yang sulit," tegas Sharif.
(akr)