Dedolarisasi Makin Nyata, Bank BRICS Naikkan Pinjaman Mata Uang Lokal 30%

Kamis, 24 Agustus 2023 - 10:39 WIB
loading...
Dedolarisasi Makin Nyata, Bank BRICS Naikkan Pinjaman Mata Uang Lokal 30%
Bank BRICS bersiap meningkatkan pinjaman mata uang lokal. FOTO/Orfoonline
A A A
JAKARTA - New Development Bank (NDB) atau Bank BRICS , pemberi pinjaman multilateral yang didirikan oleh kelompok negara-negara berkembang BRICS akan meningkatkan porsi pendanaan dalam mata uang lokal menjadi 30% dari sebelumnya 20%. Hal itu disampaikan pejabat Bank BRICS di sela-sela pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS, di Johannesburg, Rabu (23/8/2023).

"Kami akan meningkatkan penggunaan mata uang lokal," ujar CFO Bank BRICS Leslie Maasdorp, dikutip BNN Bloomberg, Kamis (24/8/2023). "Ini bukan berarti kami melakukan dedolarisasi atau menjauh dari dolar. Kami hanya ingin meningkatkan lebih banyak pembiayaan dalam mata uang lokal," katanya.



NDB berharap bisa menjadi penerbit pembiayaan secara reguler di Afrika Selatan setelah penjualan perdana obligasi senilai 1,5 miliar rand atau USD79 juta pekan ini. Pemberi pinjaman yang berbasis di Shanghai ini mendaftarkan sebuah program untuk menjual hingga 10 miliar rand dalam bentuk utang di bursa Johannesburg pada 2019 silam.

NDB juga berencana menerbitkan obligasi dalam mata uang rupee India tahun ini untuk pertama kalinya, dan sedang dalam pembicaraan dengan para regulator untuk mendaftarkan program senilai USD2,5 miliar selama 5 tahun. Namun, mayoritas pendanaan bank sekitar 70% akan terus didenominasi dalam dolar.

Bank BRICS Mengumpulkan 1,5 miliar rand atau USD79 juta dalam penjualan obligasi Afrika Selatan. NDB mengalokasikan 71% untuk investor institusional dan sisanya untuk bank-bank lokal.



"NDB berusaha untuk meningkatkan kehadirannya di pasar modal lokal di negara-negara anggotanya, untuk mendanai portofolio pinjaman mata uang lokal yang kuat," kata Leslie Maasdorp.

"Hasil penjualan ini akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di Afrika Selatan," jelasnya.

Adapun penjualan obligasi tersebut diatur oleh Standard Bank Group dan Absa Group. Ahli strategi pasar global di Standard Bank, Mamokete Lijane, mengatakan ada banyak sekali modal yang tersedia untuk dapat dipinjamkan.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1059 seconds (0.1#10.140)