Menakar Peluang Bangun Kilang Minyak Mini di Indonesia Timur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Guna memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri serta mendukung ketahanan energi nasional, timbul wacana membangun kilang minyak mini. Kilang itu nantinya diproyeksikan memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Indonesia bagian timur.
Menanggapi hal itu, Komite Penanaman Modal BKPM Toto Nugroho mengatakan, bahwa hal itu bisa dilakukan, namun ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, kilang minyak mini harus dekat dengan sumber crude oilnya.
Kedua, lokasi kilang minyak mini harus dekat dengan sumber konsumsinya. "Harus dekat dengan sumber konsumsinya, agar biayanya menjadi lebih efisien," ujar Toto dalam webinar secara virtual, Kamis (30/7/2020).
(Baca Juga: Kejar Target Investasi, Kepala BKPM Pakai Strategi Ala Juventus )
Ia meyakini, bila dapat menemukan lokasi yang tepat maka proyek kilang minyak mini akan diminati oleh investor. "Jika menemukan crude oil yang bagus serta dekat dengan konsumen, maka investor akan tertarik. Dan pemerintah tinggal memberikan kemudahan perizinan serta insentif, maka ini akan diminati oleh investor," jelasnya
Sementara itu, Ketua Umum Aspermigas, John Karamoy mengatakan, bahwa di wilayah timur Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya. Dari hasil penelitian giant fuel Indonesia nantinya terdapat di Papua dan Maluku.
"Sumber daya alam yang ada di wilayah Indonesia Timur bisa kita gunakan untuk masa depan. namun masalahnya kondisi alam membuat sulit, dibutuhkan biaya yang cukup besar. Dan resikonya pun juga besar tapi itu harus kita hadapi," kata John.
(Baca Juga: Pertamina Beberkan Pentingnya Membangun Kilang Minyak Baru di Tanah Air )
Namun sayangnya, belum ada rencana dari pemerintah untuk membangun kilang minyak mini di daerah timur. Saat ini fokus pemerintah masih kepada pengembangan 7 kilang minyak yang ada.
"Sebenarnya tidak ada istilah pembangunan kilang minyak mini, namun saat ini pemerintah tengah fokus pada 7 pengembangan kilang minyak yang dilakukan oleh Pertamina," kata Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih.
Menanggapi hal itu, Komite Penanaman Modal BKPM Toto Nugroho mengatakan, bahwa hal itu bisa dilakukan, namun ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, kilang minyak mini harus dekat dengan sumber crude oilnya.
Kedua, lokasi kilang minyak mini harus dekat dengan sumber konsumsinya. "Harus dekat dengan sumber konsumsinya, agar biayanya menjadi lebih efisien," ujar Toto dalam webinar secara virtual, Kamis (30/7/2020).
(Baca Juga: Kejar Target Investasi, Kepala BKPM Pakai Strategi Ala Juventus )
Ia meyakini, bila dapat menemukan lokasi yang tepat maka proyek kilang minyak mini akan diminati oleh investor. "Jika menemukan crude oil yang bagus serta dekat dengan konsumen, maka investor akan tertarik. Dan pemerintah tinggal memberikan kemudahan perizinan serta insentif, maka ini akan diminati oleh investor," jelasnya
Sementara itu, Ketua Umum Aspermigas, John Karamoy mengatakan, bahwa di wilayah timur Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya. Dari hasil penelitian giant fuel Indonesia nantinya terdapat di Papua dan Maluku.
"Sumber daya alam yang ada di wilayah Indonesia Timur bisa kita gunakan untuk masa depan. namun masalahnya kondisi alam membuat sulit, dibutuhkan biaya yang cukup besar. Dan resikonya pun juga besar tapi itu harus kita hadapi," kata John.
(Baca Juga: Pertamina Beberkan Pentingnya Membangun Kilang Minyak Baru di Tanah Air )
Namun sayangnya, belum ada rencana dari pemerintah untuk membangun kilang minyak mini di daerah timur. Saat ini fokus pemerintah masih kepada pengembangan 7 kilang minyak yang ada.
"Sebenarnya tidak ada istilah pembangunan kilang minyak mini, namun saat ini pemerintah tengah fokus pada 7 pengembangan kilang minyak yang dilakukan oleh Pertamina," kata Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih.
(akr)