4 Miliarder Rusia Kena Sanksi AS Usai Diduga Raup Untung dari Perang Ukraina
loading...
A
A
A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap empat miliarder Rusia usai diduga mengambil keuntungan dari invasi Moskow ke Ukraina. Hal ini disampaikan oleh Departemen Keuangan AS beberapa waktu lalu, setahun setelah sebelumnya keempat pria ini juga diganjar sanksi serupa oleh Inggris dan Uni Eropa.
Aset milik Mikhail Fridman, Pyotr Aven, German Khan dan Alexei Kuzmichev yang berbasis di AS dibekukan seperti diumumkan oleh Departemen Keuangan. Keempatnya -yang masing-masing bertugas di dewan pengawas Grup Alfa- juga dilarang menjual atau mentransfer aset apapun di AS kecuali diizinkan oleh pemerintah.
Departemen Luar Negeri mengatakan, dalam pengumuman terpisah bahwa keempatnya dikenai sanksi dalam upaya untuk "meminta pertanggungjawaban mereka yang memungkinkan dan mendapat untung dari perang Rusia melawan Ukraina ," seperti dikutip dari Forbes.
Fridman -penduduk asli Ukraina- sebelumnya mengutuk invasi Rusia sebagai tragedi, dimana Ia juga menambahkan "perang tidak akan pernah bisa menjadi jawaban," menurut Bloomberg, meskipun ia belum secara langsung mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sementara itu Wakil Menteri Keuangan, Wally Adeyemo mengutuk elit kaya Rusia yang dapat menjalankan bisnis seperti biasa ketika Kremlin mengobarkan perang melawan rakyat Ukraina."
Sebagai informasi Fridman -yang mendirikan Alfa Bank, bank non-negara terbesar di Rusia, dengan Khan dan Kuzmichev- menurut perkiraan terbaru Forbes punya kekayaan bernilai USD12,6 miliar. Sedangkan Khan bernilai USD8,2 miliar, dan selanjutnya Kuzmivhev dan Aven masing-masing bernilai USD6,4 miliar dan USD4,2 miliar.
Seperti diketahui beberapa pengusaha dan oligarki Rusia telah dikenai sanksi oleh AS dan negara-negara lain atas hubungan mereka dengan Putin dan pemerintah Rusia pada tahun lalu. Fridman, Aven, Khan dan Kuzmichev sebelumnya dikenai sanksi oleh Australia, Kanada, Uni Eropa, Selandia Baru dan Inggris, menurut Departemen Keuangan.
Selain itu miliarder Rusia Roman Abramovich -yang memiliki klub sepak bola Liga Premier Inggris Chelsea- sebelumnya dikenai sanksi oleh pemerintah Inggris pada bulan Maret, bersama CEO Rosneft Igor Sechin, Oleg Deripaska dari EN + Group, Chairman VTB Bank Andrey Kostin dan CEO Gazprom Alexei Miller, termasuk di antara .
Seorang ahli sanksi di Asosiasi Spesialis Anti-Pencucian Uang Bersertifikat, George Voloshin mengatakan, kepada Wall Street Journal bahwa sanksi "tidak benar-benar efektif dari sudut pandang kebijakan,". Sedangkan beberapa ahli mencatat sanksi hanya akan memprovokasi pengusaha untuk lebih mendukung upaya Rusia.
Aset milik Mikhail Fridman, Pyotr Aven, German Khan dan Alexei Kuzmichev yang berbasis di AS dibekukan seperti diumumkan oleh Departemen Keuangan. Keempatnya -yang masing-masing bertugas di dewan pengawas Grup Alfa- juga dilarang menjual atau mentransfer aset apapun di AS kecuali diizinkan oleh pemerintah.
Departemen Luar Negeri mengatakan, dalam pengumuman terpisah bahwa keempatnya dikenai sanksi dalam upaya untuk "meminta pertanggungjawaban mereka yang memungkinkan dan mendapat untung dari perang Rusia melawan Ukraina ," seperti dikutip dari Forbes.
Fridman -penduduk asli Ukraina- sebelumnya mengutuk invasi Rusia sebagai tragedi, dimana Ia juga menambahkan "perang tidak akan pernah bisa menjadi jawaban," menurut Bloomberg, meskipun ia belum secara langsung mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sementara itu Wakil Menteri Keuangan, Wally Adeyemo mengutuk elit kaya Rusia yang dapat menjalankan bisnis seperti biasa ketika Kremlin mengobarkan perang melawan rakyat Ukraina."
Sebagai informasi Fridman -yang mendirikan Alfa Bank, bank non-negara terbesar di Rusia, dengan Khan dan Kuzmichev- menurut perkiraan terbaru Forbes punya kekayaan bernilai USD12,6 miliar. Sedangkan Khan bernilai USD8,2 miliar, dan selanjutnya Kuzmivhev dan Aven masing-masing bernilai USD6,4 miliar dan USD4,2 miliar.
Seperti diketahui beberapa pengusaha dan oligarki Rusia telah dikenai sanksi oleh AS dan negara-negara lain atas hubungan mereka dengan Putin dan pemerintah Rusia pada tahun lalu. Fridman, Aven, Khan dan Kuzmichev sebelumnya dikenai sanksi oleh Australia, Kanada, Uni Eropa, Selandia Baru dan Inggris, menurut Departemen Keuangan.
Selain itu miliarder Rusia Roman Abramovich -yang memiliki klub sepak bola Liga Premier Inggris Chelsea- sebelumnya dikenai sanksi oleh pemerintah Inggris pada bulan Maret, bersama CEO Rosneft Igor Sechin, Oleg Deripaska dari EN + Group, Chairman VTB Bank Andrey Kostin dan CEO Gazprom Alexei Miller, termasuk di antara .
Seorang ahli sanksi di Asosiasi Spesialis Anti-Pencucian Uang Bersertifikat, George Voloshin mengatakan, kepada Wall Street Journal bahwa sanksi "tidak benar-benar efektif dari sudut pandang kebijakan,". Sedangkan beberapa ahli mencatat sanksi hanya akan memprovokasi pengusaha untuk lebih mendukung upaya Rusia.
(akr)