Wall Street Ditutup Tergelincir, Data Ekonomi AS Picu Kekhawatiran Inflasi

Kamis, 07 September 2023 - 07:40 WIB
loading...
Wall Street Ditutup Tergelincir, Data Ekonomi AS Picu Kekhawatiran Inflasi
Wall Street ditutup turun pada perdagangan Rabu (6/9/2023). FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Wall Street ditutup turun pada perdagangan Rabu (6/9/2023) waktu setempat dipimpin penurunan Nasdaq sebesar 1%. Hal itu dipicu data ekonomi AS yang mendorong kekhawatiran inflasi dan suku bunga tetap tinggi.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 198,78 poin, atau 0,57%, menjadi 34.443,19, S&P 500 (.SPX) kehilangan 31,35 poin, atau 0,70%, pada 4.465,48 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 148,48 poin, atau 1,06% menjadi 13.872,47.

Institute for Supply Management (ISM) melaporkan Indeks Manajer Pembelian non-manufaktur naik menjadi 54,5 bulan lalu dibandingkan ekspektasi 52,5. Sementara ukuran harga yang dibayarkan oleh bisnis sektor jasa untuk input meningkat.



Para pedagang bertaruh pada peluang 93% bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tidak berubah setelah pertemuannya pada 20 September, sementara taruhan pada jeda berikutnya pada bulan November adalah sekitar 57%, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

"Data jasa ISM yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan bahwa investor masih belum terlalu terampil dalam membaca keadaan pasca pandemi," kata Carol Schleif, kepala investasi di kantor keluarga BMO di Minneapolis.

Sementara, para pelaku pasar mengharapkan penurunan suku bunga segera, Schleif mengatakan data tersebut menunjukkan perekonomian yang kuat dan inflasi yang tidak turun. Sebelumnya hari ini Presiden Fed Boston Susan Collins menekankan perlunya bank sentral untuk melanjutkan dengan hati-hati dengan langkah-langkah kebijakan moneter berikutnya.

Prospek suku bunga yang lebih tinggi memberikan tekanan khusus pada saham-saham yang sedang berkembang dengan indeks pertumbuhan S&P 500 (.IGX) yang berkinerja buruk sepanjang sesi. Investor ekuitas juga bereaksi terhadap kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun dan dua tahun.

"Saham-saham yang sedang tumbuh telah memperhitungkan gagasan bahwa inflasi telah tertahan dengan baik dan bahwa The Fed akan melakukan pemotongan. Jika gagasan itu tidak lagi berlaku maka mereka akan menjadi rentan," kata Patrick Kaser, manajer portofolio dari Brandywine Global.

Selain kekhawatiran terhadap suku bunga, Apple Inc (AAPL.O), yang berakhir turun 3,6%, tertekan oleh laporan bahwa Tiongkok telah melarang pejabat di lembaga pemerintah pusat menggunakan iPhone dan perangkat merek asing lainnya untuk bekerja.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1651 seconds (0.1#10.140)