5 Negara ASEAN yang Menerapkan Dedolarisasi, Gunakan Mata Uang Lokal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah negara ASEAN sepakat untuk menerapkan dedolarisasi dengan memperkuat penggunaan mata uang lokal. Sejak KTT ke-42 ASEAN yang diadakan di Labuan Bajo pada Mei 2023, dedolarisasi menjadi salah satu agenda utama.
Hal itu diambil sebagai langkah untuk menyusul negara BRICS yang lebih dulu menyepakati mulai meninggalkan dolar dalam transaksi perdagangan.
Dedolarisasi adalah upaya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi ekonomi. Beberapa pemimpin negara ASEAN sepakat untuk mendorong dedolarisasi dan konektivitas pembayaran regional dalam KTT ke-42 itu.
Berikut lima negara ASEAN yang bakal menerapkan sistem dedolarisasi.
Indonesia merupakan negara yang menjadi lokomotif gerakan dedolarisasi di ASEAN pada tahun 2023. Hal ini telah disampaikan langsung pada pembicaraan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya sejak KTT ke-42 lalu.
Sebagai salah satu penginisiasi dedolarisasi di ASEAN, Indonesia sudah melakukan dedolarisasi sejak 2018. Indonesia telah melakukan transaksi menggunakan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) dengan beberapa negara mitra dagang dan investasi, seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan China.
Malaysia sudah melakukan dedolarisasi untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang dolar AS dalam transaksi ekonomi. Langkah ini diambil untuk meningkatkan stabilitas nilai tukar dan mengurangi risiko fluktuasi mata uang asing.
Salah satu cara yang dilakukan Malaysia adalah bekerja sama dengan Indonesia dan Thailand untuk memperkuat penggunaan mata uang lokal masing-masing negara. Kerja sama ini dikenal dengan istilah local currency transaction (LCT) yang memungkinkan pembayaran impor dan ekspor menggunakan rupiah, ringgit, atau baht.
Hal itu diambil sebagai langkah untuk menyusul negara BRICS yang lebih dulu menyepakati mulai meninggalkan dolar dalam transaksi perdagangan.
Dedolarisasi adalah upaya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi ekonomi. Beberapa pemimpin negara ASEAN sepakat untuk mendorong dedolarisasi dan konektivitas pembayaran regional dalam KTT ke-42 itu.
Berikut lima negara ASEAN yang bakal menerapkan sistem dedolarisasi.
Negara ASEAN yang Menerapkan Dedolarisasi
1. Indonesia
Indonesia merupakan negara yang menjadi lokomotif gerakan dedolarisasi di ASEAN pada tahun 2023. Hal ini telah disampaikan langsung pada pembicaraan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya sejak KTT ke-42 lalu.
Sebagai salah satu penginisiasi dedolarisasi di ASEAN, Indonesia sudah melakukan dedolarisasi sejak 2018. Indonesia telah melakukan transaksi menggunakan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) dengan beberapa negara mitra dagang dan investasi, seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan China.
2. Malaysia
Malaysia sudah melakukan dedolarisasi untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang dolar AS dalam transaksi ekonomi. Langkah ini diambil untuk meningkatkan stabilitas nilai tukar dan mengurangi risiko fluktuasi mata uang asing.
Salah satu cara yang dilakukan Malaysia adalah bekerja sama dengan Indonesia dan Thailand untuk memperkuat penggunaan mata uang lokal masing-masing negara. Kerja sama ini dikenal dengan istilah local currency transaction (LCT) yang memungkinkan pembayaran impor dan ekspor menggunakan rupiah, ringgit, atau baht.