Dolar Dipakai Sebagai Senjata, Bankir Top Rusia Beberkan Urgensi Dedolarisasi

Senin, 18 September 2023 - 05:37 WIB
loading...
Dolar Dipakai Sebagai Senjata, Bankir Top Rusia Beberkan Urgensi Dedolarisasi
CEO bank terbesar kedua di Rusia VTB, Andrey Kostin mengatakan, dolar dipakai sebagai senjata yang seharusnya dipergunakann seperti itu, sehingga menimbulkan kecemasan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - CEO bank terbesar kedua di Rusia VTB, Andrey Kostin mengatakan, dolar dipakai sebagai senjata yang seharusnya dipergunakan seperti itu. Ia mengutarakan, dolar dan seluruh sistem keuangan Barat telah terancam oleh sanksi terhadap Rusia.



Dikutip dari RT, ketika ditanya apa yang mendorong Rusia untuk mengalihkan perdagangan ke mata uang nasional, Kostin menjawab bahwa itu dilakukan karena kebutuhan untuk melemahkan greenback.

"Dolar secara ilegal digunakan sebagai senjata. Seharusnya tidak dilakukan seperti ini – kita berbicara tentang keuangan dan ekonomi, mengapa harus digunakan untuk tujuan lain selain ini. Ini harus bebas dari risiko politik dan geopolitik. Itulah satu-satunya alasan (untuk dedolarisasi )," katanya.



Untuk mengilustrasikan maksudnya, bankir tersebut mengutip ungkapan terkenal dari film 'The Godfather Part III', "keuangan adalah senjata, politik tahu kapan harus menarik pelatuknya."

"Dan itulah yang kami lihat – para politisi di Barat menarik pelatuknya dan itu telah digunakan untuk melawan Rusia, dan tidak hanya Rusia tetapi negara-negara lain," jelasnya.

Kostin mencatat, dalam satu dekade terakhir tidak ada yang ingin menggunakan mata uang lokal dalam transaksi lintas batas dan mereka semuanya puas dengan menggunakan dolar. Namun kini semakin banyak negara mengevaluasi kembali sikap ini," tegasnya.

Lebih lanjut Ia mengaku, Rusia sempat mengajukan pertanyaan tentang penggunaan mata uang lokal sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi apa yang terjadi yakni, tidak ada yang menginginkannya pada saat itu.

"Mengapa? kata mereka, kami dapat menggunakan dolar, itu bagus. Lalu semua itu bagus sampai kami menghadapi situasi ketika Amerika mulai mengancam kami, mengancam negara lain, dengan mengatakan 'jika Anda tidak melakukan ini, jika Anda tidak melakukan itu, kami akan membuat Anda keluar dari dolar.' Jika mereka tidak berperilaku seperti ini, kami tidak akan pernah mengajukan pertanyaan ini," kata Kostin.

Kostin mengatakan bahwa sudah saatnya bagi negara-negara di Global South untuk menciptakan sistem keuangan mereka sendiri berdasarkan mata uang nasional.

"Ini adalah waktu yang tepat bagi Global South untuk mulai membangun sistem ini, karena meskipun Global South menghapus sistem kolonial secara politis setelah Perang Dunia 2, sistem kolonial di sektor keuangan masih ada, kekaisaran yang dibangun oleh AS dengan bantuan sekutunya masih berfungsi," katanya.

Sambung dia menambahkan, bahwa sekarang "sangat jelas bagi sebagian besar dunia bahwa jika kita terus seperti ini akan ada ancaman (AS) menggunakan sistem keuangan sebagai senjata," bebernya.

Bankir top Rusia itu juga mencatat, bagaimanapun, bahwa idenya bukan untuk melawan sistem keuangan Barat. Akan tetapi untuk membangun sistem paralel yang akan bekerja untuk kepentingan Global South.

"Kami melihat perubahan besar dalam keseimbangan kekuatan ekonomi di dunia dengan negara-negara seperti China, negara-negara Arab, dan itu memungkinkan kami untuk menciptakan sistem yang berbeda yang akan didasarkan pada prinsip-prinsip yang berbeda – prinsip-prinsip kemerdekaan, kedaulatan, penggunaan mata uang selain dolar dan euro,' ungkap Kostin.

Kostin pertama kali menguraikan idenya untuk sistem keuangan baru di Kongres Keuangan yang diselenggarakan oleh bank sentral Rusia pada bulan Juli. Usulannya mencakup empat prinsip utama: mengganti SWIFT dengan sistem baru; menggantikan hubungan yang terkait dengan AS di antara bank-bank dengan jaringan horizontal di antara bank-bank lokal berdasarkan teknologi blockchain.

Lalu menciptakan pusat penyelesaian penyimpanan internasional di Teluk Persia untuk menggantikan Euroclear dan Clearstream yang berbasis di UE (Uni Eropa). Terakhir yakni menciptakan instrumen baru untuk meningkatkan modal alih-alih menggunakan obligasi mata uang asing yang terkait dengan Barat.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1577 seconds (0.1#10.140)