Ganasnya Operasi Badai Al-Aqsa Dinilai Bisa Didihkan Harga Minyak

Minggu, 08 Oktober 2023 - 18:00 WIB
loading...
Ganasnya Operasi Badai...
Harga minyak diperkirakan bakal mengalami lonjakan di awal pekan akibat dampak pertempuran Hamas-Israel. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pakar energi memperkirakan harga minyak mentah awal pekan depan mungkin akan mengalami lonjakan akibat dampak serangan kelompok Pejuang Palestina Hamas terhadap Israel melalui operasi yang dinamai Badai Al-Aqsa. Namun, dampak secara keseluruhan diperkirakan terbatas asalkan konflik tidak bertambah parah.

"Kita mungkin melihat lonjakan harga minyak mentah ketika pasar dibuka pada hari Senin," kata CEO Vanda Insights, Vandana Hari, seperti dilansir CNBC, Minggu (8/10/2023).

"Akan ada sejumlah premi risiko yang diperhitungkan sebagai default, sampai pasar yakin bahwa peristiwa tersebut tidak memicu reaksi berantai dan pasokan minyak dan gas di Timur Tengah tidak akan terpengaruh," lanjut Hari.



Operasi Badai Al-Aqsa yang diluncurkan para pejuang Hamas sukses memberikan pukulan tak terduga pada Israel. Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Hamas menembakkan ribuan roket ke Israel dari Gaza.

Israel yang kecolongan selanjutnya telah memulai serangan balasan dengan melakukan serangan udara ke Jalur Gaza dan menewaskan sedikitnya 232 warga Palestina. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, serangan akan berlanjut tanpa batasan atau jeda sampai tujuan tercapai. Israel juga memutus pasokan listrik, bahan bakar, dan barang ke jalur sempit tempat 2,3 juta warga Palestina tinggal tersebut.

Baik Israel maupun Palestina bukanlah pemain minyak utama, namun konflik ini terjadi di wilayah penghasil minyak utama yang lebih luas, kata para analis kepada CNBC. Mereka juga memperingatkan bahwa konflik tersebut mempunyai potensi untuk berkobar lebih jauh.

Hari mencatat bahwa meskipun konflik tersebut tidak berdampak langsung pada produksi atau pasokan minyak, konflik tersebut masih berada di ambang wilayah penghasil dan pengekspor minyak yang penting.

Sentimen Hari juga diamini oleh pengamat pasar lainnya. "Dampaknya terhadap harga minyak akan terbatas kecuali kita melihat 'perang' antara kedua belah pihak meluas dengan cepat menjadi perang regional di mana AS dan Iran serta pendukung kedua pihak terlibat langsung," kata Direktur Pelaksana Konsultan Energi Timur Tengah, Facts Global Energy, Iman Nasseri, kepada CNBC.



Senada dengan itu, pengusaha Perancis dan manajer dana lindung nilai Pierre Andurand mengatakan bahwa karena Levant bukan wilayah penghasil minyak yang besar, perang kemungkinan tidak akan berdampak pada pasokan minyak dalam jangka pendek.

"Kita tidak boleh mengharapkan lonjakan harga minyak yang besar dalam beberapa hari mendatang. Namun hal ini pada akhirnya bisa berdampak pada pasokan dan harga," katanya dalam postingan di X, platform media sosial yang sebelumnya bernama Twitter.

Andurand mengatakan persediaan minyak global rendah, dan pengurangan produksi yang dilakukan oleh pemimpin OPEC, Arab Saudi, serta Rusia, akan menyebabkan lebih banyak penarikan persediaan selama beberapa bulan ke depan. "Pasar pada akhirnya harus meminta lebih banyak pasokan dari Saudi, yang saya yakini, tidak akan menghasilkan Brent di bawah USD110."

Harga minyak mentah baru-baru ini mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun sebelum turun kembali. Meski begitu, Hari memperingatkan bahwa konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung berpotensi meluas menjadi permusuhan regional.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1664 seconds (0.1#10.140)