Penyuluh Kostratani Purbalingga Ikuti ToT CSA SIMURP
loading...
A
A
A
PURBALINGGA - Para penyuluh Kostratani di Kabupaten Purbalingga ambil bagian dalam kegiatan Training of Trainer (ToT) Climate Smart Agriculture (CSA) Strategic Irrigation Modernization And Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Jawa Tengah.
Kegiatan ini dilakukan secara e-learning dan diikuti 40 peserta, terdiri dari penyuluh pertanian Kostratani dan petugas dari tiga kabupaten lokasi projek SIMURP, yaitu Kabupaten Purworejo, Banjarnegara, dan Purbalingga.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, proyek SIMURP memberikan banyak manfaat buat petani dan penyuluh. “SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani dan penyuluh. Khususnya bagaimana melakukan pertanian cerdas iklim dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman,” tutur Mentan SYL, Selasa (4/8/2020).
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi. “Tujuan dari SIMURP adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, khususnya yang berada di sekitar daerah irigasi di sekitar lokasi SIMURP,” tuturnya.
Untuk itu, Dedi Nursyamsi berharap para penyuluh pertanian yang mengikuti kegiatan ToT CSA SIMURP bisa menyerap ilmu serta mengimplementasikannya di lapangan.
Kegiatan ToT CSA SIMURP di Purbalingga disambut antusias oleh para peserta. Di Purbalingga kegiatan ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu BPP Bukateja dengan 5 orang penyuluh pertanian dan BPP Kemangkon 5 orang penyuluh pertanian.
Setelah ToT, para peserta dengan ilmu yang didapat akan menjadi pelatih untuk Training of Farmer (TOF) petani yang akan dilatih dengan menerapkan CSA dengan konsep pertanian ramah lingkungan.
Climate Smart Agliculture (CSA) adalah pendekatan pengembangan strategi pertanian untuk amankan ketahanan pangan berkelanjutan dalam kondisi perubahan iklim untuk tingkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan metode pertanian yang tahan perubahan iklim, mengurangi resiko gagal panen dan tingkatkan pendapatan petani.
Menurut Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan Leli Nuryati, dalam kegiatan ini penyuluh diajarkan prinsip-prinsip pertanian ramah lingkungan melalui teknologi pertanian cerdas iklim/CSA yang terbagi ke dalam 11 modul pelatihan.
“Pelaksanaan proyek SIMURP-CSA di Jateng ini ada pada sistem pertanian organik, pertanian ramah lingkungan dan pertanian integrasi tanaman-ternak,” jelasnya.
Narasumber dalam pelatihan online ini berasal dari BPPSDMP Kementerian Pertanian Rizal Fahriza, Kadistanbun Provinsi Jateng Suryo Banendro, Polbangtan Yogya-Magelang, BMKG Jateng, BPTP Jateng, BPTPHP Jateng, dan Balingtan Kementan.[SWR/NF]
Lihat Juga: Produk Olahan Tembus Pasar Singapura, Plt. Mentan: Indonesia Bisa Jadi Produsen Pangan Dunia
Kegiatan ini dilakukan secara e-learning dan diikuti 40 peserta, terdiri dari penyuluh pertanian Kostratani dan petugas dari tiga kabupaten lokasi projek SIMURP, yaitu Kabupaten Purworejo, Banjarnegara, dan Purbalingga.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, proyek SIMURP memberikan banyak manfaat buat petani dan penyuluh. “SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani dan penyuluh. Khususnya bagaimana melakukan pertanian cerdas iklim dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman,” tutur Mentan SYL, Selasa (4/8/2020).
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi. “Tujuan dari SIMURP adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, khususnya yang berada di sekitar daerah irigasi di sekitar lokasi SIMURP,” tuturnya.
Untuk itu, Dedi Nursyamsi berharap para penyuluh pertanian yang mengikuti kegiatan ToT CSA SIMURP bisa menyerap ilmu serta mengimplementasikannya di lapangan.
Kegiatan ToT CSA SIMURP di Purbalingga disambut antusias oleh para peserta. Di Purbalingga kegiatan ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu BPP Bukateja dengan 5 orang penyuluh pertanian dan BPP Kemangkon 5 orang penyuluh pertanian.
Setelah ToT, para peserta dengan ilmu yang didapat akan menjadi pelatih untuk Training of Farmer (TOF) petani yang akan dilatih dengan menerapkan CSA dengan konsep pertanian ramah lingkungan.
Climate Smart Agliculture (CSA) adalah pendekatan pengembangan strategi pertanian untuk amankan ketahanan pangan berkelanjutan dalam kondisi perubahan iklim untuk tingkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan metode pertanian yang tahan perubahan iklim, mengurangi resiko gagal panen dan tingkatkan pendapatan petani.
Menurut Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan Leli Nuryati, dalam kegiatan ini penyuluh diajarkan prinsip-prinsip pertanian ramah lingkungan melalui teknologi pertanian cerdas iklim/CSA yang terbagi ke dalam 11 modul pelatihan.
“Pelaksanaan proyek SIMURP-CSA di Jateng ini ada pada sistem pertanian organik, pertanian ramah lingkungan dan pertanian integrasi tanaman-ternak,” jelasnya.
Narasumber dalam pelatihan online ini berasal dari BPPSDMP Kementerian Pertanian Rizal Fahriza, Kadistanbun Provinsi Jateng Suryo Banendro, Polbangtan Yogya-Magelang, BMKG Jateng, BPTP Jateng, BPTPHP Jateng, dan Balingtan Kementan.[SWR/NF]
Lihat Juga: Produk Olahan Tembus Pasar Singapura, Plt. Mentan: Indonesia Bisa Jadi Produsen Pangan Dunia
(ars)