Kurs Rupiah Masih Terseok-seok Versus Dolar AS, Hari Ini Bertengger ke Rp15.721

Senin, 16 Oktober 2023 - 16:41 WIB
loading...
Kurs Rupiah Masih Terseok-seok Versus Dolar AS, Hari Ini Bertengger ke Rp15.721
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada sesi awal pekan. Pada perdagangan Senin (16/10/2023), kurs Rupiah terpantau turun 39 poin. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada sesi awal pekan. Pada perdagangan Senin (16/10/2023), kurs Rupiah terpantau turun 39 poin ke level Rp15.721 dari penutupan sebelumnya di Rp15.682.



Kejatuhan kurs Rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI (Bank Indonesia), dimana hari ini bertengger di posisi Rp15.716/USD. Pergerakan mata uang Garuda masih tak berdaya, bila dibandingkan sesi sebelumnya Rp15.709 per USD.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS sebenarnya sempat turun tipis 0,1% di perdagangan Asia dan terjadi ambil untung alias profit taking oleh investor.

"Namun lonjakan permintaan terhadap aset-aset safe haven, setelah perang Israel-Hamas, membuat greenback tetap mendekati level tertingginya dalam 10 bulan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (16/10/2023).



Adapun Israel akan melancarkan serangan darat di Jalur Gaza, sebuah langkah yang dapat menandai peningkatan konflik, dan berpotensi menarik lebih banyak negara Timur Tengah. Namun para pejabat AS mengatakan, bahwa skenario seperti itu tampaknya tidak mungkin terjadi. Shekel Israel stabil pada hari Senin, setelah mencatat penurunan hampir 4% terhadap dolar selama dua minggu terakhir.

Dolar juga terdorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS, karena data terbaru menunjukkan inflasi konsumen dan sentimen tetap kuat. Fokus minggu ini juga tertuju pada serangkaian pembicara Federal Reserve, serta data ekonomi AS lainnya.

Suku bunga AS kemungkinan akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga memberikan tekanan pada pasar Asia karena kesenjangan antara imbal hasil yang berisiko dan yang berisiko rendah semakin menyempit.

Selain itu serangkaian indikator ekonomi utama Tiongkok akan dirilis, data produk domestik bruto kuartal ketiga akan dirilis akhir pekan ini. Angka tersebut diperkirakan akan menunjukkan berlanjutnya pelemahan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, karena aktivitas bisnis tetap lemah meskipun langkah-langkah anti-COVID telah dicabut pada awal tahun.

Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) juga akan memutuskan suku bunga pinjaman utama pada minggu ini, meskipun perubahan tampaknya tidak mungkin terjadi setelah PBOC mempertahankan suku bunga pinjaman jangka menengah tidak berubah.

Dari sentimen internal, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kinerja lapangan usaha industri pengelolaan pada kuartal III 2023 meningkat. Bahkan, BI mengungkapkan kinerja tersebut berada pada fase ekspansi. Hal tersebut tercermin dari PMI-BI kuartal III 2023 sebesar 52,93% yang lebih tinggi dari 52,39% pada kuartal sebelumnya.

Peningkatan tersebut terjadi pada beberapa komponen pembentuk PMI-BI terutama volume produksi dan volume persediaan barang jadi. Sementara volume total pesanan juga tetap berada dalam fase ekspansi, ini membuktikan bahwa masalah geopolitik yang terjadi saat ini kecil berdampak terhadap kinerja lapangan usaha, industri dan pengelolaan.

Berdasarkan sub lapangan usaha, peningkatan terjadi pada mayoritas sub lapangan usaha. Sedangkan indeks tertinggi terjadi pada industri alat angkutan, industri mesin dan perlengkapan, serta industri barang galian bukan logam.

BI juga mencatat perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan lapangan usaha industri pengolahan hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) Bank Indonesia yang juga berada pada fase ekspansi.

Pada kuartal IV 2023, kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang tercermin dari PMI-BI diprakirakan tetap kuat dengan indeks 52,25 persen dan masih berada pada fase ekspansi. Berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Produksi, diikuti Volume Persediaan Barang Jadi dan Volume Total Pesanan.

Berdasarkan sentimen di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan cenderung ditutup kembali melemah di rentang Rp15.710 - Rp15.770.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1770 seconds (0.1#10.140)