Pamer Ekonomi BRICS Lampaui G7, Putin: Setiap Negara Mencari Hubungan Setara
loading...
A
A
A
BEIJING - Ekonomi BRICS disebut telah melampaui negara-negara G7 dalam hal paritas daya beli (PPP). Hal itu disampaikan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin pada awal pekan kemarin, dalam sebuah wawancara dengan China Media Group.
"Adapun BRICS, pada saat KTT di Johannesburg (pada bulan Agustus), rasio ekonomi negara-negara G7 dan negara-negara BRICS sudah melampaui dalam hal paritas daya beli," kata Putin.
BRICS saat ini terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, akan tetapi kumpulan negara-negara berkembang itu bakal meluas pada awal tahun depan. Dimana per Januari 2024, anggota BRICS bertambah dengan masuknya Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan UEA (Uni Emirate Arab).
Sementara itu kumpulan G7 terdiri dari negara-negara industri dan maju seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, Prancis, Italia, Jerman, dan Jepang.
Menurut Putin, ekspansi BRICS akan terbukti bermanfaat bagi kelompok itu, yang secara historis memposisikan dirinya sebagai alternatif dari lembaga-lembaga internasional yang didominasi Barat.Lebih lanjut Ia berpendapat, bahwa langkah itu jelas mencerminkan pembentukan dunia multipolar baru yang sedang berlangsung.
"Ini berarti bahwa setiap negara yang bergabung dengan BRICS mendukung gagasan dan konsep pembentukan dunia multipolar, karena tidak ada yang mau bermain dengan penguasa, mencari hubungan yang setara," katanya.
Awal tahun ini, perusahaan riset ekonomi yang berbasis di Inggris Acorn Macro Consulting melaporkan bahwa negara-negara anggota BRICS telah melampaui G7 dalam hal Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan PPP.
Menurut para analis, lima negara BRICS menyumbang hampir 31,5% dari PDB global, dibandingkan dengan 30,7% untuk G7.
"Adapun BRICS, pada saat KTT di Johannesburg (pada bulan Agustus), rasio ekonomi negara-negara G7 dan negara-negara BRICS sudah melampaui dalam hal paritas daya beli," kata Putin.
BRICS saat ini terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, akan tetapi kumpulan negara-negara berkembang itu bakal meluas pada awal tahun depan. Dimana per Januari 2024, anggota BRICS bertambah dengan masuknya Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan UEA (Uni Emirate Arab).
Sementara itu kumpulan G7 terdiri dari negara-negara industri dan maju seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, Prancis, Italia, Jerman, dan Jepang.
Menurut Putin, ekspansi BRICS akan terbukti bermanfaat bagi kelompok itu, yang secara historis memposisikan dirinya sebagai alternatif dari lembaga-lembaga internasional yang didominasi Barat.Lebih lanjut Ia berpendapat, bahwa langkah itu jelas mencerminkan pembentukan dunia multipolar baru yang sedang berlangsung.
"Ini berarti bahwa setiap negara yang bergabung dengan BRICS mendukung gagasan dan konsep pembentukan dunia multipolar, karena tidak ada yang mau bermain dengan penguasa, mencari hubungan yang setara," katanya.
Awal tahun ini, perusahaan riset ekonomi yang berbasis di Inggris Acorn Macro Consulting melaporkan bahwa negara-negara anggota BRICS telah melampaui G7 dalam hal Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan PPP.
Menurut para analis, lima negara BRICS menyumbang hampir 31,5% dari PDB global, dibandingkan dengan 30,7% untuk G7.
(akr)