Tawarkan Harta Karun Rp15.000 Triliun, Taliban Ingin Gabung Jalur Sutra China
loading...
A
A
A
Ketika ditanya tentang tantangan keamanan, Azizi mengatakan keamanan adalah prioritas bagi pemerintahan Taliban, dan menambahkan bahwa setelah perang selama 20 tahun--yang berakhir ketika pasukan asing mundur dan Taliban mengambil alih--berarti semakin banyak wilayah di negara itu yang aman.
“Sekarang kita bisa melakukan perjalanan ke provinsi-provinsi yang memiliki industri, pertanian, dan pertambangan yang sebelumnya tidak dapat dikunjungi… keamanan dapat terjamin,” tambah Azizi.
Afghanistan merupakan salah satu negara yang menyimpan begitu banyak harta karun. Afghanistan diperkirakan memiliki sumber daya alam--seperti minyak, gas alam, tembaga, dan tanah jarang--bernilai lebih dari USD1 triliun atau Rp15.700 triliun (kurs Rp15.700). Namun, banyak dari cadangan itu belum dimanfaatkan karena kekacauan selama beberapa dekade di negara ini.
Nilai sumber daya alam yang besar itu membuat sejumlah negara tertarik untuk mengeduknya, salah satunya China. Untuk bisa menggarap harta karun itu, perusahaan China dan pemerintah Taliban Afghanistan telah menandatangi kontrak pengeboran minyak. Kerja sama itu akan menjadi perjanjian ekstraksi energi besar pertama dengan perusahaan asing sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 2021.
“Sekarang kita bisa melakukan perjalanan ke provinsi-provinsi yang memiliki industri, pertanian, dan pertambangan yang sebelumnya tidak dapat dikunjungi… keamanan dapat terjamin,” tambah Azizi.
Afghanistan merupakan salah satu negara yang menyimpan begitu banyak harta karun. Afghanistan diperkirakan memiliki sumber daya alam--seperti minyak, gas alam, tembaga, dan tanah jarang--bernilai lebih dari USD1 triliun atau Rp15.700 triliun (kurs Rp15.700). Namun, banyak dari cadangan itu belum dimanfaatkan karena kekacauan selama beberapa dekade di negara ini.
Nilai sumber daya alam yang besar itu membuat sejumlah negara tertarik untuk mengeduknya, salah satunya China. Untuk bisa menggarap harta karun itu, perusahaan China dan pemerintah Taliban Afghanistan telah menandatangi kontrak pengeboran minyak. Kerja sama itu akan menjadi perjanjian ekstraksi energi besar pertama dengan perusahaan asing sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 2021.
(uka)