Ekonomi RI Ambyar Minus 5,32%, Ini Biang Keroknya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan biang kerok ambyarnya ekonomi RI minus 5,32% pada kuartal II/2020. Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan penyebab pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi cukup dalam.
Berdasarkan catatan BPS, ada 17 sektor yang melambat sedangkan 7 sektor yang tumbuh. Adapun konsumsi rumah tangga penyumbang sumber yang tinggi membuat ekonomi negatif. "Ini konsusmi rumah tangga adalah sumber kontraksi tertinggi yakni sebesar 2,96% karena daya beli rendah," katanya dalam video virtual, Rabu (5/8/2020).
Dia melanjutkan dari data yang yang survei juga sektor transportasi dan pengadaan paling terpukul di kuartal II-2020. "Kalau kita lihat juga kontraksi paling dalam transportasi dan pengadaan kontraksi 30,84%. Dengan pertumbuhan kontraksi akan terjadi pergeseran," jelasnya.
Dia menambahkan kontribusi sektor pertanian pada kuartal II-2020 naik menjadi 15,46% dari sebelumnya 13,57% pada periode yang sama tahun lalu. "Sebaliknya untuk transportasi kalau pada kuartal II-2019 kontribusinya 5,57% karena terkontraksi maka turun menjadi 3,57%. Tetapi secara umum struktur PDB tidak berubah," tandasnya.
Berdasarkan catatan BPS, ada 17 sektor yang melambat sedangkan 7 sektor yang tumbuh. Adapun konsumsi rumah tangga penyumbang sumber yang tinggi membuat ekonomi negatif. "Ini konsusmi rumah tangga adalah sumber kontraksi tertinggi yakni sebesar 2,96% karena daya beli rendah," katanya dalam video virtual, Rabu (5/8/2020).
Dia melanjutkan dari data yang yang survei juga sektor transportasi dan pengadaan paling terpukul di kuartal II-2020. "Kalau kita lihat juga kontraksi paling dalam transportasi dan pengadaan kontraksi 30,84%. Dengan pertumbuhan kontraksi akan terjadi pergeseran," jelasnya.
Dia menambahkan kontribusi sektor pertanian pada kuartal II-2020 naik menjadi 15,46% dari sebelumnya 13,57% pada periode yang sama tahun lalu. "Sebaliknya untuk transportasi kalau pada kuartal II-2019 kontribusinya 5,57% karena terkontraksi maka turun menjadi 3,57%. Tetapi secara umum struktur PDB tidak berubah," tandasnya.
(nng)