KPR Tetap Jadi Pilihan Utama bagi Masyarakat yang Ingin Membeli Rumah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kredit pemilikan rumah ( KPR ) tetap menjadi primadona bagi masyarakat untuk mewujudkan impian memiliki hunian. Dalam memilih KPR, faktor tingkat suku bunga menjadi pertimbangan utama masyarakat sehingga perbankan harus mencari cara untuk memenuhi permintaan masyarakat akan KPR dengan suku bunga yang kompetitif.
Aleviery Akbar, pengamat properti, mengatakan setiap kenaikan suku bunga akan memengaruhi penjualan properti. Dampak kenaikan suku bunga akan berpengaruh pada permintaan KPR dan pembayaran kredit kepada perbankan.
Kenaikan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6% dipandangan tidak akan langsung berpengaruh terhadap pembiayaan konsumen. Kebijakan itu efeknya lebih berdampak kepada pembiayaan untuk developer.
“Kenaikan suku bunga akan memengaruhi penjualan dan pembayaran kredit konsumen. Tentunya, dengan suku bunga yang tinggi, risiko yang ditanggung perbankan adalah potensi kenaikan kredit macet,” ujar Aleviery, dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (24/10/2023).
Menurut Survei Harga Properti Bank Indonesia (SHPR), harga properti residensial di pasar primer secara tahunan masih melanjutkan tren peningkatan pada kuartal II 2023. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal II 2023 tercatat naik 1,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 1,79% (yoy).
Secara lebih spesifik, peningkatan IHPR tersebut terutama ditopang oleh kenaikan harga rumah tipe kecil sebesar 2,22% (yoy), rumah tipe menengah mengalami peningkatan sebesar 2,72% (yoy), dan rumah tipe besar dengan kenaikan 1,49% (yoy).
Sementara itu, tingkat penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal II-2023 secara tahunan masih rendah, dengan kontraksi 12,30% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 8,26% (yoy).
Salah satunya disebabkan oleh tingkat suku bunga KPR. Walaupun demikian, jenis pembiayaan yang menjadi pilihan utama masyarakat dalam melakukan pembelian rumah primer adalah KPR.
Bank Indonesia mencatat, kredit pemilikan rumah perbankan mencapai Rp663,6 triliun pada semester I-2023 atau bertumbuh 10,1% YoY. KPR tercatat menyumbang 35% terhadap total kredit konsumer perbankan yang tercatat mencapai Rp1.895,3 triliun atau meningkat 9,1%.
Aleviery Akbar, pengamat properti, mengatakan setiap kenaikan suku bunga akan memengaruhi penjualan properti. Dampak kenaikan suku bunga akan berpengaruh pada permintaan KPR dan pembayaran kredit kepada perbankan.
Kenaikan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6% dipandangan tidak akan langsung berpengaruh terhadap pembiayaan konsumen. Kebijakan itu efeknya lebih berdampak kepada pembiayaan untuk developer.
“Kenaikan suku bunga akan memengaruhi penjualan dan pembayaran kredit konsumen. Tentunya, dengan suku bunga yang tinggi, risiko yang ditanggung perbankan adalah potensi kenaikan kredit macet,” ujar Aleviery, dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (24/10/2023).
Menurut Survei Harga Properti Bank Indonesia (SHPR), harga properti residensial di pasar primer secara tahunan masih melanjutkan tren peningkatan pada kuartal II 2023. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal II 2023 tercatat naik 1,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 1,79% (yoy).
Secara lebih spesifik, peningkatan IHPR tersebut terutama ditopang oleh kenaikan harga rumah tipe kecil sebesar 2,22% (yoy), rumah tipe menengah mengalami peningkatan sebesar 2,72% (yoy), dan rumah tipe besar dengan kenaikan 1,49% (yoy).
Sementara itu, tingkat penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal II-2023 secara tahunan masih rendah, dengan kontraksi 12,30% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 8,26% (yoy).
Salah satunya disebabkan oleh tingkat suku bunga KPR. Walaupun demikian, jenis pembiayaan yang menjadi pilihan utama masyarakat dalam melakukan pembelian rumah primer adalah KPR.
Bank Indonesia mencatat, kredit pemilikan rumah perbankan mencapai Rp663,6 triliun pada semester I-2023 atau bertumbuh 10,1% YoY. KPR tercatat menyumbang 35% terhadap total kredit konsumer perbankan yang tercatat mencapai Rp1.895,3 triliun atau meningkat 9,1%.