CSIS Sebut Masalah Beras Dalam Negeri Sangat Sensitif
A
A
A
JAKARTA - Ketua Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yoce Damuri Rizal menilai masalah beras di dalam negeri sangat sensitif. Karena itu, perlu dicari soslusi tepat terkait kebijakan harga eceran tertinggi (HET).
"Masalah beras ini sangat sensitif. Saat Orba, para mahasiswa saat demo harus melihat beras di pasar. Kalau ada beras di pasar akan demo, tetapi kalau enggak ada maka akan repot," kata dia saat memberikan sambutan seminar publik CSIS di Jakarta, Kamis (7/9/2017).
Seminar tersebut dihadiri Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Ninuk Rahayuningrum, Sekretaris BKP Mulyadi Hendiawan, Wakil Ketua Satgas Pangan Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya Imam Effendi.
Selain itu, juga dihadiri Keta Umum Perhepi Bayu Krisnamurthi, Dirut PT Buyung Poetra Sambada Tbk Sukarto Bujung dan Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey.
Yoce menegaskan, perlu dicari alternatif yang solutif untuk mengurai persoalan beras nasional. "Makanya, kebijakan beras harus diformulasikan tepat dan seimbang yang dapat menampung para aspirasi steakholders," ujarnya.
Atas dasar itu, CSIS mencoba mencari kebijakan beras yang seimbang. Apakah harga eceran tertinggi menjadi piliham tepat atas kebijakan yang baru dikeluarkan pemerintah tersebut.
"Bahkan, kami juga menghadirkan perwakilan Filipina, karena kondisinya sama dengan Indonesia. Coba kami bandingkan," kata dia.
"Masalah beras ini sangat sensitif. Saat Orba, para mahasiswa saat demo harus melihat beras di pasar. Kalau ada beras di pasar akan demo, tetapi kalau enggak ada maka akan repot," kata dia saat memberikan sambutan seminar publik CSIS di Jakarta, Kamis (7/9/2017).
Seminar tersebut dihadiri Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Ninuk Rahayuningrum, Sekretaris BKP Mulyadi Hendiawan, Wakil Ketua Satgas Pangan Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya Imam Effendi.
Selain itu, juga dihadiri Keta Umum Perhepi Bayu Krisnamurthi, Dirut PT Buyung Poetra Sambada Tbk Sukarto Bujung dan Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey.
Yoce menegaskan, perlu dicari alternatif yang solutif untuk mengurai persoalan beras nasional. "Makanya, kebijakan beras harus diformulasikan tepat dan seimbang yang dapat menampung para aspirasi steakholders," ujarnya.
Atas dasar itu, CSIS mencoba mencari kebijakan beras yang seimbang. Apakah harga eceran tertinggi menjadi piliham tepat atas kebijakan yang baru dikeluarkan pemerintah tersebut.
"Bahkan, kami juga menghadirkan perwakilan Filipina, karena kondisinya sama dengan Indonesia. Coba kami bandingkan," kata dia.
(izz)