CHINT Luncurkan Solusi Data Center di Data Centre World Asia 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan penyedia solusi energi pintar, CHINT, meluncurkan solusi data center (pusat data) untuk memenuhi kebutuhan pasar, khususnya di Indonesia dan Filipina di acara Data Centre World Asia 2023. Pada acara tersebut, CHINT memamerkan solusi pusat data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan distribusi daya pada pusat data hyperscale.
Indonesia Data Centre Market Size & Share Analysis - Growth Trends & Forecasts (2023–2028) dari Mordor Intelligence mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi digital, start-ups, dan pengguna internet mendorong pengembangan pusat data hyperscale di Indonesia. Kapasitas pusat data di Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 514 MW pada tahun 2023 menjadi lebih dari 1.410 MW pada tahun 2029.
"Karena itu data center merupakan infrastruktur yang sangat penting. Pemilik data center juga harus mampu mengatasi kompleksitas pembangunannya sejak tahap awal proyek untuk mencapai standar tertinggi, serta mempertimbangkan peraturan pemerintah dan skalabilitas," ungkap Technical Director of Asia Pacific, CHINT Global and Sunlight Electrical Lim Say Leong dalam keterangan tertulis, Jumat (3/11/2023).
Pembangunan pusat data, lanjut dia, membutuhkan perencanaan dan rancangan yang cermat. Mereka yang mengerjakan proyek ini harus memiliki keahlian untuk mempertimbangkan semua faktor yang terlibat, seperti cara mengoptimalkan desain pusat data dan memilih bahan yang paling hemat biaya dengan kualitas dan metode konstruksi yang tinggi.
Salah satu solusi ini, kata dia, adalah EnergiX-P40, sebuah Power Distribution Unit (PDU) yang telah memperoleh sertifikasi di bawah type test standar IEC-61439. Pemutus sirkuit di EnergiX-P40 dapat diganti tanpa mematikan seluruh PDU karena memiliki hingga 144 outgoing circuits.
Hal ini sangat penting bagi pusat data dan infrastruktur vital lainnya, di mana downtime, bahkan selama masa pemeliharaan atau perbaikan, tidak boleh terjadi. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan ketersediaan daya dan uptime pusat data dan aplikasi penting lainnya.
Solusi pusat data CHINT menurutnya sangat cocok untuk digunakan di Filipina dan Indonesia yang rentan terhadap bencana alam dan terputusnya pasokan listrik. EnergiX-P40 dari CHINT juga telah memperoleh sertifikasi uji seismik IEC60068, yang dirancang untuk tahan terhadap bencana alam, seperti gempa bumi dan angin topan.
"Hal ini dapat mengurangi risiko downtime yang mungkin akan kerap dihadapi pusat data di Filipina dan Indonesia," tuturnya.
Dia menambahkan, gardu listrik juga merupakan bagian vital dari solusi pusat data, berperan dalam menurunkan tegangan listrik dari jaringan dan menyediakan daya cadangan manakala terjadi pemadaman. Gardu listrik prefabrikasi dari CHINT dirancang dan dirakit di kondisi area pabrik yang diawasi ketat dan juga dapat menyertakan sistem baterai lithium.
"Gardu-gardu kemudian dikirim ke lokasi pusat data dan dapat diintegrasikan dengan sistem proteksi kebakaran secara mudah di lokasi on-site. Hal ini mengurangi pemborosan material tanpa harus melakukan perubahan khusus di lokasi," paparnya.
Lim menambahkan, di Filipina, CHINT telah mendukung banyak proyek pembangunan pusat data, termasuk salah satu pusat data hyperscale terbesar di negara tersebut, yang memiliki luas 43.000 m2 di tiga gedung data hall empat lantai dan dengan konektivitas ke lebih dari 400 pusat data.
Lihat Juga: Nasib Gembong Narkoba Mary Jane: Nyaris Dieksekusi di Era Jokowi, Dilepaskan di Era Prabowo
Indonesia Data Centre Market Size & Share Analysis - Growth Trends & Forecasts (2023–2028) dari Mordor Intelligence mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi digital, start-ups, dan pengguna internet mendorong pengembangan pusat data hyperscale di Indonesia. Kapasitas pusat data di Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 514 MW pada tahun 2023 menjadi lebih dari 1.410 MW pada tahun 2029.
"Karena itu data center merupakan infrastruktur yang sangat penting. Pemilik data center juga harus mampu mengatasi kompleksitas pembangunannya sejak tahap awal proyek untuk mencapai standar tertinggi, serta mempertimbangkan peraturan pemerintah dan skalabilitas," ungkap Technical Director of Asia Pacific, CHINT Global and Sunlight Electrical Lim Say Leong dalam keterangan tertulis, Jumat (3/11/2023).
Pembangunan pusat data, lanjut dia, membutuhkan perencanaan dan rancangan yang cermat. Mereka yang mengerjakan proyek ini harus memiliki keahlian untuk mempertimbangkan semua faktor yang terlibat, seperti cara mengoptimalkan desain pusat data dan memilih bahan yang paling hemat biaya dengan kualitas dan metode konstruksi yang tinggi.
Salah satu solusi ini, kata dia, adalah EnergiX-P40, sebuah Power Distribution Unit (PDU) yang telah memperoleh sertifikasi di bawah type test standar IEC-61439. Pemutus sirkuit di EnergiX-P40 dapat diganti tanpa mematikan seluruh PDU karena memiliki hingga 144 outgoing circuits.
Hal ini sangat penting bagi pusat data dan infrastruktur vital lainnya, di mana downtime, bahkan selama masa pemeliharaan atau perbaikan, tidak boleh terjadi. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan ketersediaan daya dan uptime pusat data dan aplikasi penting lainnya.
Solusi pusat data CHINT menurutnya sangat cocok untuk digunakan di Filipina dan Indonesia yang rentan terhadap bencana alam dan terputusnya pasokan listrik. EnergiX-P40 dari CHINT juga telah memperoleh sertifikasi uji seismik IEC60068, yang dirancang untuk tahan terhadap bencana alam, seperti gempa bumi dan angin topan.
"Hal ini dapat mengurangi risiko downtime yang mungkin akan kerap dihadapi pusat data di Filipina dan Indonesia," tuturnya.
Dia menambahkan, gardu listrik juga merupakan bagian vital dari solusi pusat data, berperan dalam menurunkan tegangan listrik dari jaringan dan menyediakan daya cadangan manakala terjadi pemadaman. Gardu listrik prefabrikasi dari CHINT dirancang dan dirakit di kondisi area pabrik yang diawasi ketat dan juga dapat menyertakan sistem baterai lithium.
"Gardu-gardu kemudian dikirim ke lokasi pusat data dan dapat diintegrasikan dengan sistem proteksi kebakaran secara mudah di lokasi on-site. Hal ini mengurangi pemborosan material tanpa harus melakukan perubahan khusus di lokasi," paparnya.
Lim menambahkan, di Filipina, CHINT telah mendukung banyak proyek pembangunan pusat data, termasuk salah satu pusat data hyperscale terbesar di negara tersebut, yang memiliki luas 43.000 m2 di tiga gedung data hall empat lantai dan dengan konektivitas ke lebih dari 400 pusat data.
Lihat Juga: Nasib Gembong Narkoba Mary Jane: Nyaris Dieksekusi di Era Jokowi, Dilepaskan di Era Prabowo
(fjo)