Tahun Politik Enggak Ngaruh, Nilai Transaksi Pasar Modal Syariah per September Hanya Rp3,9 T
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut bahwa gelaran pemilihan umum atau pemilu tahun depan tak akan berdampak pada kondisi pasar modal syariah Indonesia. Tercatat,nilai transaksi di pasar modal syariah per September 2023 mencapai Rp3,9 triliun.
Dimana untukvolume transaksi tercatat sebesar 12,8 miliar, serta frekuensi transaksi sebanyak 1,5 juta. Adapun, total investor syariah per September 2023 tercatat sebanyak 130.497 investor, dengan 24.115 investor syariah aktif.
“Kalau urusan pasar modal syariah dengan pemilu itu relatif tidak akan berpengaruh besar, karena dari segi size, pasar modal syariah ini belum terlalu besar,” kata Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdullah saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (3/11/2023).
Pun dengan Ramadan dan Lebaran tahun depan, Irwan menyebut tidak akan banyak memengaruhi kondisi pasar modal syariah Indonesia. Ia mengatakan, pada momen tersebut, kondisi pasar modal akan cenderung stagnan.
“Tumbuhnya nggak besar, karena daripada uangnya untuk investasi, kan lebih baik buat ke desa, pulang kampung, beli barang gitu,” ujar Irwan.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini bahwa pemilihan umum tahun 2024 mendatang dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kinerja pasar modal dalam negeri.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, bahwa secara historis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami penguatan usai pelaksanaan pemilu. Begitupun dengan kekhawatiran outflow asing yang tidak terjadi.
Dengan demikian, gelaran pemilu diyakini tidak akan berdampak negatif terhadap kinerja pasar modal Indonesia. Inarno berharap pemilu dapat berjalan kondusif sehingga turut memberikan dampak baik terhadap pasar modal.
Dimana untukvolume transaksi tercatat sebesar 12,8 miliar, serta frekuensi transaksi sebanyak 1,5 juta. Adapun, total investor syariah per September 2023 tercatat sebanyak 130.497 investor, dengan 24.115 investor syariah aktif.
“Kalau urusan pasar modal syariah dengan pemilu itu relatif tidak akan berpengaruh besar, karena dari segi size, pasar modal syariah ini belum terlalu besar,” kata Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdullah saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (3/11/2023).
Baca Juga
Pun dengan Ramadan dan Lebaran tahun depan, Irwan menyebut tidak akan banyak memengaruhi kondisi pasar modal syariah Indonesia. Ia mengatakan, pada momen tersebut, kondisi pasar modal akan cenderung stagnan.
“Tumbuhnya nggak besar, karena daripada uangnya untuk investasi, kan lebih baik buat ke desa, pulang kampung, beli barang gitu,” ujar Irwan.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini bahwa pemilihan umum tahun 2024 mendatang dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kinerja pasar modal dalam negeri.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, bahwa secara historis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami penguatan usai pelaksanaan pemilu. Begitupun dengan kekhawatiran outflow asing yang tidak terjadi.
Dengan demikian, gelaran pemilu diyakini tidak akan berdampak negatif terhadap kinerja pasar modal Indonesia. Inarno berharap pemilu dapat berjalan kondusif sehingga turut memberikan dampak baik terhadap pasar modal.
(akr)