2 Negara BRICS yang Mendukung Palestina, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada dua negara anggota BRICS yang secara vokal memberi dukungan kepada Palestina . Kedua negara tersebut mengecam tindakan Israel yang dinilai telah melakukan kekerasan terhadap warga sipil.
BRICS merupakan akronim dari lima negara, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Awalnya, hanya negara-negara BRICS yang berada di sekitar Asia dan Eropa saja yang memberikan suara terhadap konflik Hamas dan Israel yang baru saja terjadi.
Misalnya, India yang melarang aksi protes solidaritas apa pun yang berkaitan dengan konflik itu. India bahkan meminta para pengkhotbah Muslim untuk tidak menyebutkan konflik tersebut dalam khotbah mereka.
Banyak analis berspekulasi bahwa tindakan tersebut disebabkan oleh pergeseran kebijakan luar negeri India di bawah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi yang populis, sehingga menjauhkan mereka dari Palestina.
Terlepas dari apa yang dilakukan oleh India, rupanya ada dua negara BRICS lain yang punya pandangan berbeda dan mendukung Palestina.
Sampai saat ini Rusia memang belum banyak bertindak dan berbicara tentang perang yang kembali terjadi antara Hamas dengan Israel. Mengutip dari laman Reuters, Rusia telah menyatakan simpatinya terhadap Palestina sambil menyalahkan AS.
"Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah," kata Presiden Rusia Vladimir Putin dikutip Rabu (15/11/2023).
Moskow sendiri memang telah dikenal lama menjalin hubungan dengan musuh-musuh Israel, termasuk Hamas. Bahkan, Kremlin tidak pernah menyatakan sayap Hamas mana pun sebagai kelompok teroris.
Dilansir dari Foreign Policy, karena ingin menciptakan peluang dalam proses perdamaian Timur Tengah, para diplomat Rusia telah mencoba menyatukan berbagai faksi Palestina, termasuk Hamas, menjadi satu kekuatan politik untuk memulai kembali proses perdamaian dan mempromosikan solusi dua negara.
Mengutip dari The Guardian, Beijing telah menjadi pendukung Palestina sejak era Mao Zedong dan telah lama menyerukan solusi dua negara. Namun kini negara tersebut juga semakin dekat dengan Israel, sehingga membuat China sebagai negara yang netral dalam perang ini.
Meski begitu, China tetap melontarkan kritik-kritik kerasnya pada Israel. Seperti ketika Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan China mengutuk kekerasan dan serangan terhadap warga sipil yang dilakukan Israel dalam konflik tersebut.
Dalam percakapan telepon terpisah dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, Wang mengatakan bahwa dia “sangat bersimpati” dengan rakyat Gaza, dan menambahkan bahwa mereka membutuhkan keamanan dan upaya untuk mendorong perdamaian, bukan senjata atau perhitungan geopolitik.
China juga menyerukan diadakannya konferensi perdamaian internasional yang lebih otoritatif, luas dan efektif segera.
BRICS merupakan akronim dari lima negara, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Awalnya, hanya negara-negara BRICS yang berada di sekitar Asia dan Eropa saja yang memberikan suara terhadap konflik Hamas dan Israel yang baru saja terjadi.
Misalnya, India yang melarang aksi protes solidaritas apa pun yang berkaitan dengan konflik itu. India bahkan meminta para pengkhotbah Muslim untuk tidak menyebutkan konflik tersebut dalam khotbah mereka.
Banyak analis berspekulasi bahwa tindakan tersebut disebabkan oleh pergeseran kebijakan luar negeri India di bawah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi yang populis, sehingga menjauhkan mereka dari Palestina.
Terlepas dari apa yang dilakukan oleh India, rupanya ada dua negara BRICS lain yang punya pandangan berbeda dan mendukung Palestina.
Negara BRICS yang Mendukung Palestina
1. Rusia
Sampai saat ini Rusia memang belum banyak bertindak dan berbicara tentang perang yang kembali terjadi antara Hamas dengan Israel. Mengutip dari laman Reuters, Rusia telah menyatakan simpatinya terhadap Palestina sambil menyalahkan AS.
"Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah," kata Presiden Rusia Vladimir Putin dikutip Rabu (15/11/2023).
Moskow sendiri memang telah dikenal lama menjalin hubungan dengan musuh-musuh Israel, termasuk Hamas. Bahkan, Kremlin tidak pernah menyatakan sayap Hamas mana pun sebagai kelompok teroris.
Dilansir dari Foreign Policy, karena ingin menciptakan peluang dalam proses perdamaian Timur Tengah, para diplomat Rusia telah mencoba menyatukan berbagai faksi Palestina, termasuk Hamas, menjadi satu kekuatan politik untuk memulai kembali proses perdamaian dan mempromosikan solusi dua negara.
2. China
Mengutip dari The Guardian, Beijing telah menjadi pendukung Palestina sejak era Mao Zedong dan telah lama menyerukan solusi dua negara. Namun kini negara tersebut juga semakin dekat dengan Israel, sehingga membuat China sebagai negara yang netral dalam perang ini.
Meski begitu, China tetap melontarkan kritik-kritik kerasnya pada Israel. Seperti ketika Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan China mengutuk kekerasan dan serangan terhadap warga sipil yang dilakukan Israel dalam konflik tersebut.
Dalam percakapan telepon terpisah dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, Wang mengatakan bahwa dia “sangat bersimpati” dengan rakyat Gaza, dan menambahkan bahwa mereka membutuhkan keamanan dan upaya untuk mendorong perdamaian, bukan senjata atau perhitungan geopolitik.
China juga menyerukan diadakannya konferensi perdamaian internasional yang lebih otoritatif, luas dan efektif segera.
(okt)