BI Paparkan Tiga Pilar Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah

Selasa, 07 November 2017 - 14:23 WIB
BI Paparkan Tiga Pilar Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
BI Paparkan Tiga Pilar Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
A A A
SURABAYA - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa sektor keuangan syariah dan keagamaan mampu menjadi mesin penggerak perekonomian domestik, baik skala regional maupun skala lokal. Sistem ini memiliki perangkat berpotensi untuk mengatasi permasalahan kesenjangan dan distribusi pendapatan.

(Baca Juga: BI Gelar Festival Keuangan Syariah se-Indonesia)

Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menuturkan, untuk mengembangkan potensi keuangan syariah tersebut, maka diperlukan strategi, kebijakan dan program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang komprehensif, integratif dan efisien.

Sebab itu, BI berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bappenas dan anggota Dewan Pengarah Komite Nasional Keuangan Syariah lainnya telah bersama-sama merumuskan tiga pilar yang menjadi strategi utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional.

Menurutnya, pilar pertama yaitu pilar pemberdayaan ekonomi syariah. "Pilar ini menitikberatkan pada pengembangan sektoral usaha syariah, melalui penguatan seluruh kelompok pelaku usaha baik besar, menengah, kecil, mikro, serta kalangan lembaga pendidikan Islam seperti pesantren dan lainnya," katanya di Grand City Convention Center, Surabaya, Selasa (7/11/2017).

Pilar kedua, lanjut dia, pilar pendalaman pasar keuangan syariah. Pilar ini merefleksikan upaya peningkatan manajemen likuiditas serta pembiayaan syariah, guna mendukung pengembangan usaha syariah.

"Dan terakhir pilar ketiga, yaitu pilar penguatan riset dan edukasi termasuk sosialisasi dan komunikasi. Pilar ini ditujukan sebagai landasan bagi tersedianya sumber daya insani yang andal, profesional, dan berdaya saing internasional," tuturnya.

Menurutnya, ketiga pilar strategi utama ini secara terintegrasi akan didukung oleh kebijakan ekonomi dan keuangan syariah regional maupun internasional, ketersediaan dan kesiapan sumber daya insani.

"Selain itu, data dan informasi termasuk financial technology, serta koordinasi dan kerja sama untuk memastikan implementasi yang berkelanjutan," imbuh Rosmaya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6028 seconds (0.1#10.140)