Komitmen Allianz Menjadi Payung Besar Melindungi Masa Depan

Kamis, 30 November 2023 - 19:05 WIB
loading...
A A A
Business Director Allianz Indonesia Bianto Surodjo dalam perayaan hari pelanggan beberapa waktu lalu mengatakan, Allianz Indonesia menyadari bahwa pengalaman dan pelayanan yang didapatkan nasabah adalah prioritas utama perusahaan. Sebagai perusahaan asuransi terpercaya di Indonesia, Allianz mendorong dan mendukung penuh peningkatan kualitas hidup nasabah dan masyarakat, terutama dalam mempersiapkan rencana yang ingin dicapai di masa depan dengan perlindungan asuransi. “Hal ini sejalan dengan misi Allianz Indonesia melindungi lebih banyak masyarakat dan keluarga Indonesia,” katanya.

Selain meningkatkan kualitas pelayanan demi mempertahankan kepuasan para nasabah, lanjut dia, Allianz Indonesia selalu aktif memastikan agar setiap perubahan di tengah era digital tidak menjadi sebuah hambatan bagi perusahaan dalam menjawab kebutuhan nasabah yang selalu dinamis. “Sebagai perusahaan asuransi yang telah mendapatkan banyak kepercayaan dan dukungan, Allianz Indonesia selalu memberikan solusi yang terbaik bagi nasabah dan membangun kedekatan yang berkesan,” tegasBianto.

Hingga kini, layanan-layanan yang diperuntukkan bagi nasabah tersedia melalui beberapa channel seperti melalui telepon, e-mail, layanan tatap muka (walk-in services), dan media sosial. Beragam layanan itu dihadirkan untuk mempermudah akses nasabah dalam memperoleh solusi dan layanan asuransi, serta dapat menjangkau lebih banyak keluarga Indonesia.

Investasi Masa Depan
Banyak masyarakat yang masih beranggapan bahwa memiliki jaminan berupa asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa hanya membuang uang. Anggapan itu disebabkan masih rendahnya literasi asuransi masyarakat. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan indeks literasi asuransi masyarakat Indonesia pada 2022 sebesar 31,72%, meningkat dibandingkan 2019 yang hanya 19,4%. Namun, lebih rendah dibandingkan literasi perbankan sebesar 49,93%.

Tingkat inklusi asuransi bahkan lebih rendah lagi, pada 2019 mencapai 13,15%, dan pada 2022 mencapai 16,63%, jauh di bawah perbankan yang mencapai 74,03%. Merujuk pada studi yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit, rendahnya inklusi asuransi membuat kondisi finansial masyarakat Indonesia lebih rentan dalam menghadapi krisis akibat kondisi medis.

“Kenapa literasi dan inklusi masih rendah, karena masyarakat masih melihat produk keuangan harus ada hasilnya. Misalnya deposito, hasilnya bisa dirasakan langsung, kalau asuransi tidak langsung. Orang baru sadar perlunya asuransi jika sudah kena musibah. Padahal jika sudah terkena musibah, akan sulit untuk mengajukan perlindungan dari asuransi, persyaratannya akan ketat,” ungkap Perencana Keuangan Safir Senduk.

Padahal, lanjut dia, peran asuransi sangat penting. Safir mengilustrasikan, memiliki jaminan asuransi ibarat seseorang membeli payung. “Memang payung tak menjamin bahwa hujan tidak akan turun. Tapi dengan punya payung, akan menjamin kita tak basah saat hujan turun,” katanya.

Semakin besar payung yang dimiliki, maka semakin besar pula jaminan yang akan didapatkan.
Karenanya, lanjut dia, perlu menyadarkan masyarakat melalui edukasi. Bahwa produk keuangan tidak selalu harus memiliki hasil yang terlihat dan bisa dinikmati dalam waktu cepat. Sebab, ada produk keuangan yang tidak bisa dinikmati secara cepat, namun memberikan manfaat yang lebih besar di masa depan yakni asuransi.

"Kita menginap di rumah sakit dan hotel sama-sama membayar kamar. Tetapi jika di hotel kita tahu kapan check out, sedangkan di rumah sakit kita enggak tahu kapan check out. Ini yang harus diantisipasi," saran Safir.

Dia menyebutkan, banyak keuntungan yang akan diraih oleh masyaraat dengan berasuransi. Misalnya, asuransi kesehatan yang memberikan jaminan penggantian rawat inap. Dari kasus yang pernah dia lihat, seseorang dirawat selama 7 hari, menjalani tindakan operasi satu kali, biaya yang dikeluarkan bisa menembus Rp 80 juta. Jika tak memiliki jaminan asuransi, tentu akan menyulitkan. “Tapi dengan membayar asuransi per bulan yang hanya Rp1,5 juta atau setara Rp18 juta setahun, benefit yang didapatkan sungguh besar,” katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1425 seconds (0.1#10.140)