Mengintip Penerapan Teknologi AI di Tambang Batu bara Berau Coal

Kamis, 07 Desember 2023 - 21:38 WIB
loading...
A A A
Zanuar menambahkan, selain MEA, perusahaan tambang batu bara grup Sinar Mas ini juga menggunakan teknologi yang berhubungan dengan sistem pengawasan pada pengemudi transportasi alat angkut batubara atau yang disebut dengan Driving Monitoring System (DME).

Katanya, alat canggih ini memanfaatkan kecerdasan buatan untuk dapat memantau setiap perilaku operator dump truck, kecepatan berlebih dan kelelahan secara cermat guna memastikan pekerjaan yang lebih aman untuk pengangkutan di jalan raya.

Zanuar menuturkan, selain mendeteksi kelelahan, DMS ini juga mampu mendeteksi perilaku berisiko lainnya seperti mengemudi yang terganggu, menggunakan perangkat seluler atau makan di belakang kemudi.

"Melalui jaringan sensor dan kamera canggih, DMS dengan cermat melacak dan menganalisis perilaku pengemudi secara real-time seperti penyimpangan jalur & kanan, melihat sekeliling, menelepon, dan merokok," terangnya lebih lanjut.

Adapun saat ini, terdapat sekitar 876 unit yang telah dipisahkan dan menggunakan DMS tersebar di seluruh
lokasi di unit pengangkutan batu bara dan alat transportasi lainnya.

Sementara itu, Corporate Communication Superintendent Berau Coal, Rudini Rahim menjelaskan, bahwa pihaknya termasuk perusahaan tambang batubara yang banyak berinovasi dengan penggunaan teknologi dan digitalisasi dalam operasional pertambangannya sebagai upaya perbaikan berkelanjutan untuk mewujudkan smart mining.

Dikatakannya, inovasi dan perbaikan berkelanjutan ini terus didorong untuk menghasilkan operasional yang produktif, efisien, aman dan hijau sehingga dapat mewujudkan pertambangan yang berkelanjutan..

Adapun salah satu inovasi digital di PT Berau Coal adalah smart application yang bernama BEATS atau BeGeMS (Berau Coal Green Mining System) Automation Tracking System. Aplikasi ini digunakan untuk menunjang pengawasan dan analisis kegiatan operasi serta K3L yang sebelumnya dilakukan secara manual kini telah menggunakan teknologi digital.

"Sehingga proses pengawasan operasi yang melibatkan lebih dari 24.000 pekerja dapat dilakukan dengan baik," pungkas Rudini.
(akr)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1071 seconds (0.1#10.140)