Harga Telur di Rusia Meroket, Putin Langsung Turun Tangan

Sabtu, 16 Desember 2023 - 19:30 WIB
loading...
Harga Telur di Rusia Meroket, Putin Langsung Turun Tangan
Presiden Rusia Vladimir Putin menilai kenaikan harga telur yang memberatkan rakyatnya merupakan kegagalan kerja pemerintah. Foto/Ilustrasi/Dok.
A A A
JAKARTA - Pemerintah Rusia pekan ini menyatakan akan membebaskan 1,2 miliar telur impor dari pengenaan bea masuk pada paruh pertama tahun depan demi meredam lonjakan harga.

Menurut layanan statistik federal Rosstat, harga telur, yang dikategorikan sebagai makanan pokok penting, naik 4,55% pada minggu 5-11 Desember. Ini merupakan akselerasi dari minggu sebelumnya, ketika harga naik 4,23%. Sejak awal tahun, data Rosstat menunjukkan harga telur di Rusia telah meningkat lebih dari 46%.



Harga eceran telur di Negeri Beruang Merah itu sekarang berkisar antara 90 hingga 150 rubel atau sekitar USD1-1,66 untuk satu kotak berisi sepuluh telur. Dalam beberapa kasus, biayanya lebih tinggi, yaitu mencapai 164-170 rubel atau sekitar Rp29.000 per kotak.

Federal Antimonopoly Service (FAS) baru-baru ini mengusulkan agar rantai ritel secara sukarela membatasi markup telur hingga 5%. Sementara, para pengecer menyalahkan kenaikan harga pada produsen.

Di bagian lain, pakar industri telah mengidentifikasi sejumlah faktor yang menjadi penyebab kenaikan harga, seperti tren inflasi secara keseluruhan, flu burung, dan meningkatnya permintaan menjelang musim liburan.

Masalah harga telur ini bahkan mendapat perhatian langsung Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam maraton tanya jawab tahunan Presiden Vladimir Putin pada hari Kamis (14/12) lalu, seorang pensiunan bernama Irina Akopova mengeluhkan kenaikan harga telur kepada Putin.



"Saya mengandalkan Anda untuk membantu (menurunkan harga)," kata pensiunan tersebut, seperti dilansir Russia Today, Sabtu (16/12/2023). Menanggapi hal itu, Pemimpin Rusia tersebut menjawab tegas: "Saya berjanji bahwa situasi ini akan diperbaiki dalam waktu dekat!"

Putin mengatakan tingginya permintaan konsumen melebihi produksi di dalam negeri, dan meminta maaf atas hal itu. "Ini adalah kegagalan kerja pemerintah," tegasnya. Presiden Rusia itu kemudian menginstruksikan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut.

Sementara itu, pengawas keamanan pangan Rosselkhoznadzor telah memberi wewenang kepada puluhan perusahaan Turki dan Azerbaijan untuk memasok telur ke Rusia. Pada hari Jumat (15/12), Belarus mengatakan siap mengekspor surplus telur dan ayam ke Rusia.
(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1184 seconds (0.1#10.140)