Ikuti Jejak The Fed, BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga di Level 6%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menahan tingkat suku bunga di level saat ini yaitu 6%. Di sisi lain, banyak yang memperkirakan suku bunga juga bisa turun.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani mengatakan, memang The Fed mengumumkan untuk menahan suku bunga di level yang sama 5-5,25%, namun Jerome Powell selaku Gubernur The Fed telah menyampaikan bahwa penurunan suku bunga akan dilakukan pada 2024.
"Pada pekan ini Bank Indonesia akan melakukan RDG terkait keputusan tingkat suku bunga. Diperkirakan BI masih akan menahan tingkat suku bunga di level saat ini (6%) menyusul keputusan serupa yang dilakukan oleh The Fed di pekan lalu," kata Dimas di Jakarta, Senin (18/12/2023).
Adapun sebelumnya pengumuman suku bunga AS pada Kamis (15/12) lalu waktu setempat, sempat menjadi sentimen positif untuk Indonesia khususnya segmen makro dan indeks saham.
Terkait neraca dagang Indonesia, pada Jumat lalu dirilis data ekonomi dari dalam negeri, dimana neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus untuk ke-43 kali berturut-turut.
Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pencapaian surplus perdagangan di Bulan November ini mengalami penurunan tipis yakni USD22 miliar (Vs USD22,15 miliar di Oktober).
"Komoditas non-migas masih menjadi penopang utama terhadap neraca perdagangan Indonesia. Hal ini menjadi katalis positif untuk sektor batu bara yang masuk ke dalam kategori komoditas non-migas," jelasnya.
Sementara itu terkait inflasi AS, ternyata AS mencatatkan penurunan tingkat inflasi tahunan pada November yang berada di level 3,1% (Vs 3,2% pada bulan sebelumnya). Hal ini sesuai dengan konsensusnya dan menjadi alasan utama The Fed dalam mengambil keputusan untuk menahan tingkat suku bunga di level saat ini.
Dengan adanya sentimen tersebut, pekan ini Bank Indonesia akan melakukan RDG terkait keputusan tingkat suku bunga dan diperkirakan menahan suku bunganya.
Terkait Indeks Harga Belanja Personal Inti (Core PCE) AS yang akan dirilis pada minggu ini, berdasarkan konsensusnya Core PCE inti AS untuk November akan berada di level 0,2%. Ini merupakan level yang sama seperti di bulan lalu, dan menjadi katalis positif untuk market.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani mengatakan, memang The Fed mengumumkan untuk menahan suku bunga di level yang sama 5-5,25%, namun Jerome Powell selaku Gubernur The Fed telah menyampaikan bahwa penurunan suku bunga akan dilakukan pada 2024.
"Pada pekan ini Bank Indonesia akan melakukan RDG terkait keputusan tingkat suku bunga. Diperkirakan BI masih akan menahan tingkat suku bunga di level saat ini (6%) menyusul keputusan serupa yang dilakukan oleh The Fed di pekan lalu," kata Dimas di Jakarta, Senin (18/12/2023).
Adapun sebelumnya pengumuman suku bunga AS pada Kamis (15/12) lalu waktu setempat, sempat menjadi sentimen positif untuk Indonesia khususnya segmen makro dan indeks saham.
Terkait neraca dagang Indonesia, pada Jumat lalu dirilis data ekonomi dari dalam negeri, dimana neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus untuk ke-43 kali berturut-turut.
Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pencapaian surplus perdagangan di Bulan November ini mengalami penurunan tipis yakni USD22 miliar (Vs USD22,15 miliar di Oktober).
"Komoditas non-migas masih menjadi penopang utama terhadap neraca perdagangan Indonesia. Hal ini menjadi katalis positif untuk sektor batu bara yang masuk ke dalam kategori komoditas non-migas," jelasnya.
Sementara itu terkait inflasi AS, ternyata AS mencatatkan penurunan tingkat inflasi tahunan pada November yang berada di level 3,1% (Vs 3,2% pada bulan sebelumnya). Hal ini sesuai dengan konsensusnya dan menjadi alasan utama The Fed dalam mengambil keputusan untuk menahan tingkat suku bunga di level saat ini.
Dengan adanya sentimen tersebut, pekan ini Bank Indonesia akan melakukan RDG terkait keputusan tingkat suku bunga dan diperkirakan menahan suku bunganya.
Terkait Indeks Harga Belanja Personal Inti (Core PCE) AS yang akan dirilis pada minggu ini, berdasarkan konsensusnya Core PCE inti AS untuk November akan berada di level 0,2%. Ini merupakan level yang sama seperti di bulan lalu, dan menjadi katalis positif untuk market.
(akr)