Ada Jeda Koreksi Usai Reli, Wall Street Dibuka Melemah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada Rabu (20/12/2023). Pelaku pasar mengambil jeda dengan aksi jual setelah reli yang dalam beberapa sesi terakhir.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) melemah 0,22% menjadi 37.475,22. S&P 500 (.SPX) turun 0,19% di 4.759.18. Sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) merosot 0,14%, menjadi 14.982.74.
Sejatinya penguatan indeks telah menembus lebih dari 2% sejak Federal Reserve ( The Fed ) memutuskan menahan suku bunga pada 13 Desember lalu, ketika para pengambil kebijakan memproyeksikan suku bunga yang lebih rendah pada akhir tahun 2024.
Hal ini mendorong saham-saham unggulan (blue-chip) yang menjadi konstituen Dow Jones mencetak rekor tertinggi baru, sementara S&P 500 medekati tertingginya sejak Januari 2022.
Euforia pasar tampaknya menemui jeda, setelah muncul pernyataan baru oleh sejumlah anggota The Fed. Salah satunya Presiden Fed wilayah Chicago Austan Goolsbee yang mengatakan usaha mengendalikan inflasi akan menjadi faktor penentu dalam keputusan bank sentral tahun depan untuk menurunkan suku bunga.
“Fakta bahwa pasar telah memperoleh (keuntungan/capital gain) yang kuat di pasar secara keseluruhan, tentu memerlukan sedikit jeda,” kata Robert Pavlik, manajer portofolio di Dakota Wealth, dilansir Reuters, Rabu (20/12/2023).
Optimisme Fed bakal memangkas bunga acuan masih membara. Itu tecermin dari indikator FedWatch yang memproyeksikan lebih dari 125 basis poin suku bunga bakal dipangkas pada bulan September tahun depan.
Terdapat ekspektasi sebesar 79% penurunan bunga setidaknya 25 basis poin dapat dilakukan pada awal Maret 2024.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) melemah 0,22% menjadi 37.475,22. S&P 500 (.SPX) turun 0,19% di 4.759.18. Sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) merosot 0,14%, menjadi 14.982.74.
Sejatinya penguatan indeks telah menembus lebih dari 2% sejak Federal Reserve ( The Fed ) memutuskan menahan suku bunga pada 13 Desember lalu, ketika para pengambil kebijakan memproyeksikan suku bunga yang lebih rendah pada akhir tahun 2024.
Hal ini mendorong saham-saham unggulan (blue-chip) yang menjadi konstituen Dow Jones mencetak rekor tertinggi baru, sementara S&P 500 medekati tertingginya sejak Januari 2022.
Euforia pasar tampaknya menemui jeda, setelah muncul pernyataan baru oleh sejumlah anggota The Fed. Salah satunya Presiden Fed wilayah Chicago Austan Goolsbee yang mengatakan usaha mengendalikan inflasi akan menjadi faktor penentu dalam keputusan bank sentral tahun depan untuk menurunkan suku bunga.
“Fakta bahwa pasar telah memperoleh (keuntungan/capital gain) yang kuat di pasar secara keseluruhan, tentu memerlukan sedikit jeda,” kata Robert Pavlik, manajer portofolio di Dakota Wealth, dilansir Reuters, Rabu (20/12/2023).
Optimisme Fed bakal memangkas bunga acuan masih membara. Itu tecermin dari indikator FedWatch yang memproyeksikan lebih dari 125 basis poin suku bunga bakal dipangkas pada bulan September tahun depan.
Terdapat ekspektasi sebesar 79% penurunan bunga setidaknya 25 basis poin dapat dilakukan pada awal Maret 2024.
(uka)