Aset Rusia Jadi Incaran, Kini Jerman Sita Rp12 Triliun dari Lembaga Keuangan Rusia
loading...
A
A
A
BERLIN - Jaksa penuntut di Jerman mengatakan, bahwa mereka akan menyita lebih dari 720 juta euro atau USD790 juta yang setara dengan Rp12 triliun (Kurs Rp15.432 per USD) dari rekening bank Frankfurt yang dimiliki oleh lembaga keuangan Rusia .
Sebelumnya pihak berwenang Jerman sudah bergerak untuk membekukan aset Rusia sebagai respons atas invasi Moskow ke Ukraina pada tahun 2022, namun tidak menyasar uang.
Sebuah sumber yang akrab dengan masalah ini mengatakan kepada Reuters, bahwa lembaga itu adalah National Settlement Depository (NSD), agen pembayaran domestik yang dimiliki oleh Moscow Exchange (MOEX. MM). Posisinya memainkan peran penting dalam sistem keuangan Rusia sebagai perantara utama dengan pasar internasional.
Baik NSD maupun Bursa Moskow tidak segera menanggapi permintaan dari Reuters untuk memberikan komentar melalui email dan telepon. Kedutaan Rusia di Berlin juga belum bersedia untuk dimintai komentar.
Sebuah pengajuan di Jurnal Resmi Uni Eropa pada bulan September menunjukkan NSD telah menuntut agar blok tersebut mengakui sanksi yang dikenakan padanya adalah sebuah tindakan ilegal dan harus membayar atas biaya hukum.
Jaksa Jerman mengatakan, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, meski tidak menyebutkan nama NSD, Ia mengtarakan bahwa langkah itu didorong oleh dugaan adanya upaya melanggar sanksi Uni Eropa pada 3 Juni 2022.
Dalam pernyataan tersebut diterangkan, ada pejabat tak dikenal dari lembaga itu berusaha menarik 720 juta euro dari rekening bank Frankfurt, sebuah transaksi yang ditolak.
Jaksa mengatakan, mereka telah mengajukan mosi ke pengadilan di Frankfurt pada 7 Juli tahun ini meminta "proses penyitaan independen".
"Kami tidak akan membiarkan uang Rusia, yang dibiayai oleh serangan ilegal terhadap Ukraina, tetap tidak terkendali di rekening Jerman," tulis Menteri Kehakiman Jerman, Marco Buschmann di platform media sosial X (Twitter).
Sementara itu pihak berwenang Jerman belum mengungkapkan, rencana seputar akan diapakan uang hasil sitaan tersebut. Apakah bakal dipakai membantu Ukraina mendanai rekonstruksinya, belum diketahui rinciannya.
Sebelumnya pihak berwenang Jerman sudah bergerak untuk membekukan aset Rusia sebagai respons atas invasi Moskow ke Ukraina pada tahun 2022, namun tidak menyasar uang.
Sebuah sumber yang akrab dengan masalah ini mengatakan kepada Reuters, bahwa lembaga itu adalah National Settlement Depository (NSD), agen pembayaran domestik yang dimiliki oleh Moscow Exchange (MOEX. MM). Posisinya memainkan peran penting dalam sistem keuangan Rusia sebagai perantara utama dengan pasar internasional.
Baik NSD maupun Bursa Moskow tidak segera menanggapi permintaan dari Reuters untuk memberikan komentar melalui email dan telepon. Kedutaan Rusia di Berlin juga belum bersedia untuk dimintai komentar.
Sebuah pengajuan di Jurnal Resmi Uni Eropa pada bulan September menunjukkan NSD telah menuntut agar blok tersebut mengakui sanksi yang dikenakan padanya adalah sebuah tindakan ilegal dan harus membayar atas biaya hukum.
Jaksa Jerman mengatakan, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, meski tidak menyebutkan nama NSD, Ia mengtarakan bahwa langkah itu didorong oleh dugaan adanya upaya melanggar sanksi Uni Eropa pada 3 Juni 2022.
Dalam pernyataan tersebut diterangkan, ada pejabat tak dikenal dari lembaga itu berusaha menarik 720 juta euro dari rekening bank Frankfurt, sebuah transaksi yang ditolak.
Jaksa mengatakan, mereka telah mengajukan mosi ke pengadilan di Frankfurt pada 7 Juli tahun ini meminta "proses penyitaan independen".
"Kami tidak akan membiarkan uang Rusia, yang dibiayai oleh serangan ilegal terhadap Ukraina, tetap tidak terkendali di rekening Jerman," tulis Menteri Kehakiman Jerman, Marco Buschmann di platform media sosial X (Twitter).
Sementara itu pihak berwenang Jerman belum mengungkapkan, rencana seputar akan diapakan uang hasil sitaan tersebut. Apakah bakal dipakai membantu Ukraina mendanai rekonstruksinya, belum diketahui rinciannya.
(akr)