Bagaimana Kabar Terbaru Soal Divestasi Saham Vale? Begini Kata Menteri ESDM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masih menunggu proses di BUMN dan perusahaan. Sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menginginkan harga divestasi 14% saham Vale ke Holding BUMN Pertambangan atau MIND ID di bawah harga pasar (market).
"Masih menunggu (proses) di BUMN sama Vale," jelasnya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Arifin juga menilai, bahwa kedua pihak harus melakukan negosiasi mengenai valuasi harga divestasi yang ditawarkan Vale. "Mereka harus (nego). Ini kan bisnis to bisnis, mungkin tawar menawarnya panjang kan ya," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir juga telah mewanti-wanti INCO mengenai rencana pelepasan saham alias divestasi 14% sahamnya kepada Holding BUMN Pertambangan MIND ID.
Erick menegaskan, valuasi harga divestasi yang ditawarkan Vale harus adil, walaupun nantinya MIND ID hanya memegang akumulasi 34% dari saham PT Vale Indonesia, bukan 51% seperti yang diharapkan.
Sebagaimana diketahui, saat ini Indonesia total sudah memegang sekitar 41% di PT Vale Indonesia, antara lain 20% telah dimiliki MIND ID dan 21,18% dimiliki publik melalui Bursa Efek Indonesia. Rencananya, Vale akan melepas 14% lagi kepada MIND ID, sehingga kepemilikan saham MIND ID di Vale menjadi 34%.
"34%-nya harus dapat. Tapi, valuasi harganya kita musti fair, karena ini barang kita kok. Kita bukan nggak friendly sama investasi asing," tegas Erick Thohir di Jakarta, Selasa (19/12) lalu.
"Kita harus 34%, kita sudah ngalah nggak 51%, karena setelah diskusi ketika dulu divestasi 20%-nya Pemerintah Indonesia tidak mengambil. Itu kebijakan bukan berarti pemerintah salah, enggak. Tapi sudah masuk komposisi 51%," tuturnya.
Kendati tidak menyebutkan nilai yang ditawarkan Vale, Erick menilai harga tersebut masih mahal. Oleh karena itu, pihaknya masih terus bernegosiasi."Masih negosiasi. Pokoknya selama-lamanya sampai kita dapat yang kita mau," tutupnya.
"Masih menunggu (proses) di BUMN sama Vale," jelasnya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Arifin juga menilai, bahwa kedua pihak harus melakukan negosiasi mengenai valuasi harga divestasi yang ditawarkan Vale. "Mereka harus (nego). Ini kan bisnis to bisnis, mungkin tawar menawarnya panjang kan ya," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir juga telah mewanti-wanti INCO mengenai rencana pelepasan saham alias divestasi 14% sahamnya kepada Holding BUMN Pertambangan MIND ID.
Erick menegaskan, valuasi harga divestasi yang ditawarkan Vale harus adil, walaupun nantinya MIND ID hanya memegang akumulasi 34% dari saham PT Vale Indonesia, bukan 51% seperti yang diharapkan.
Sebagaimana diketahui, saat ini Indonesia total sudah memegang sekitar 41% di PT Vale Indonesia, antara lain 20% telah dimiliki MIND ID dan 21,18% dimiliki publik melalui Bursa Efek Indonesia. Rencananya, Vale akan melepas 14% lagi kepada MIND ID, sehingga kepemilikan saham MIND ID di Vale menjadi 34%.
"34%-nya harus dapat. Tapi, valuasi harganya kita musti fair, karena ini barang kita kok. Kita bukan nggak friendly sama investasi asing," tegas Erick Thohir di Jakarta, Selasa (19/12) lalu.
"Kita harus 34%, kita sudah ngalah nggak 51%, karena setelah diskusi ketika dulu divestasi 20%-nya Pemerintah Indonesia tidak mengambil. Itu kebijakan bukan berarti pemerintah salah, enggak. Tapi sudah masuk komposisi 51%," tuturnya.
Kendati tidak menyebutkan nilai yang ditawarkan Vale, Erick menilai harga tersebut masih mahal. Oleh karena itu, pihaknya masih terus bernegosiasi."Masih negosiasi. Pokoknya selama-lamanya sampai kita dapat yang kita mau," tutupnya.
(akr)