Yuan Makin Populer, Teraktif Keempat Digunakan dalam Pembayaran Global

Minggu, 24 Desember 2023 - 21:01 WIB
loading...
Yuan Makin Populer,...
Yuan China mengungguli yen Jepang sebagai mata uang teraktif keempat dalam pembayaran global. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Mata uang China, yuan, telah menjadi mata uang paling aktif keempat digunakan untuk pembayaran global berdasarkan nilainya pada bulan November 2023. Hal itu ditunjukkan data transaksi terbaru yang dikumpulkan oleh layanan pesan keuangan global, SWIFT.

Menurut laporan SWIFT yang dikeluarkan pada minggu ini, renminbi digunakan dalam 4,61% transaksi global, naik dari 3,60% di bulan Oktober. Yuan sukses menyalip yen Jepang, yang pangsanya merosot menjadi 3,41% dari sebelumnya 3,91%.



Dilansir Russia Today, Minggu (24/12/2023), secara keseluruhan, nilai pembayaran renminbi meningkat sebesar 34,87% dibandingkan bulan Oktober. Secara tahunan, pangsa global yuan meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan November 2022, ketika yuan menyumbang 2,37% dari total pembayaran.

Di bagian lain, pangsa mata uang utama dunia lainnya menurun pada bulan tersebut. Dolar AS (USD) tercatat merosot dari 47,25% pada bulan Oktober menjadi 47,08%. Sementara pangsa euro turun dari 23,36% menjadi 22,95%, sedangkan pound Inggris turun menjadi 7,15% dari 7,33%.

"Meningkatnya porsi yuan dalam transaksi lintas batas mencerminkan tren China yang beralih dari dolar, serta upaya Beijing untuk mempromosikan penggunaan mata uang nasionalnya," ungkap laporan itu.



Para ekonom menunjukkan bahwa China telah mendorong pembayaran dalam mata uang selain dolar (dedolarisasi) dalam perdagangan dengan Rusia, Timur Tengah, dan Amerika Selatan. "Tampaknya negara-negara berkembang lainnya juga menggunakan yuan ketika mengimpor minyak mentah Rusia," kata kepala ekonom di Dai-ichi Life Research Institute Toru Nishihama seperti dikutip Nikkei Asia.

Pengusaha Rusia Oleg Deripaska pada bulan ini mengatakan bahwa sanksi Barat yang dikenakan terhadap Moskow telah meningkatkan mata uang China. Deripaska memperkirakan, volume pembayaran perdagangan lintas batas dalam renminbi akan melebihi pembayaran dalam euro hanya dalam waktu empat tahun.

Sejak penerapan sanksi pada tahun 2022, Rusia dan mitra dagangnya di antara negara-negara berkembang telah mengintensifkan upaya untuk mengurangi penggunaan sistem keuangan Barat dan mengganti dolar AS dan euro dengan mata uang nasional dalam penyelesaian perdagangan, termasuk yuan, rupee India, dan dirham Uni Emirat Arab.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1831 seconds (0.1#10.140)