Pemanfaatan Teknologi Digital PGC, Kunci Sukses Pos Indonesia Salurkan Bansos
loading...
A
A
A
Pos Indonesia pun dikenal memiliki kemampuan dalam mengorkestrasi sumber daya eksternal untuk memaksimalkan penyaluran bantuan. Yakni dengan memanfaatkan multi moda transportasi darat, laut, dan udara, serta melibatkan tenaga kerja lokal guna mempercepat penyaluran.
Petugas Pos juga mampu mengoptimalisasi jejaring pemerintahan daerah untuk berkoordinasi dan komunikasi dengan pemerintah daerah maupun pihak keamanan pada level provinsi hingga level RT. Tujuannya menjamin kelancaran dan keamanan selama proses penyaluran bantuan. ”Dengan begitu semua penugasan penyaluran bansos dijamin tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat jumlah,” terangnya.
Kombinasi antara pemanfaatan teknologi digital dan penerapan metode penyaluran bansos tersebut menghasilkan output penyaluran bansos tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran. Para keluarga penerima manfaat (KPM) pun bahagia bisa menerima bantuan.
Salah satu KPM penerima BLT El Nino yaitu Ruswati. Perempuan berusia 71 tahun ini sehari-hari bekerja di ladang dengan penghasilan sangat rendah, hanya Rp20.000-25.000. Baca juga: 3 Teknologi Digital yang Digunakan UMKM untuk Transaksi Non-Tunai
Diakui Ruswati pendapatannya jauh dari cukup. “Tidak cukup untuk hidup. Saya sebetulnya punya empat anak, yang tiga sudah pergi merantau. Tinggal satu anak yang masih serumah dengan saya. Kalau suami sudah meninggal tiga tahun lalu karena sakit,” katanya.
Bisa menerima BLT El Nino senilai Rp400 ribu, Ruswati tentu merasa bahagia. Uangnya akan dia gunakan untuk mencukup kebutuhan hidup sehari-hari.
“Uang bantuan ini akan dipakai untuk belanja kebutuhan di dapur. Saya ingin bantuan ini terus berlanjut. Kalau bisa uangnya ditambah. Selain bantuan ini saya juga pernah terima bansos beras,” tuturnya.
Petugas Pos juga mampu mengoptimalisasi jejaring pemerintahan daerah untuk berkoordinasi dan komunikasi dengan pemerintah daerah maupun pihak keamanan pada level provinsi hingga level RT. Tujuannya menjamin kelancaran dan keamanan selama proses penyaluran bantuan. ”Dengan begitu semua penugasan penyaluran bansos dijamin tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat jumlah,” terangnya.
Kombinasi antara pemanfaatan teknologi digital dan penerapan metode penyaluran bansos tersebut menghasilkan output penyaluran bansos tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran. Para keluarga penerima manfaat (KPM) pun bahagia bisa menerima bantuan.
Salah satu KPM penerima BLT El Nino yaitu Ruswati. Perempuan berusia 71 tahun ini sehari-hari bekerja di ladang dengan penghasilan sangat rendah, hanya Rp20.000-25.000. Baca juga: 3 Teknologi Digital yang Digunakan UMKM untuk Transaksi Non-Tunai
Diakui Ruswati pendapatannya jauh dari cukup. “Tidak cukup untuk hidup. Saya sebetulnya punya empat anak, yang tiga sudah pergi merantau. Tinggal satu anak yang masih serumah dengan saya. Kalau suami sudah meninggal tiga tahun lalu karena sakit,” katanya.
Bisa menerima BLT El Nino senilai Rp400 ribu, Ruswati tentu merasa bahagia. Uangnya akan dia gunakan untuk mencukup kebutuhan hidup sehari-hari.
“Uang bantuan ini akan dipakai untuk belanja kebutuhan di dapur. Saya ingin bantuan ini terus berlanjut. Kalau bisa uangnya ditambah. Selain bantuan ini saya juga pernah terima bansos beras,” tuturnya.
(poe)