Pemanfaatan Teknologi Digital PGC, Kunci Sukses Pos Indonesia Salurkan Bansos

Kamis, 28 Desember 2023 - 18:44 WIB
loading...
Pemanfaatan Teknologi Digital PGC, Kunci Sukses Pos Indonesia Salurkan Bansos
PT Pos Indonesia telah dipercaya pemerintah menyalurkan beragam bansos. Salah satu kunci sukses penyaluran bansos itu dengan memanfaatkan teknologi digital PGC. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) telah dipercaya pemerintah menyalurkan beragam bantuan sosial ( bansos ). Mulai dari bansos sembako, bantuan langsung tunai (BLT) BBM, PKH, bansos Covid-19, hingga yang terbaru bantuan cadangan beras pemerintah (CBP) dan BLT El Nino.

Dalam penyaluran BLT El Nino ini, Pos Indonesia mendapat alokasi nasional 3.500.212. Sementara penyaluran bantuan cadangan beras pemerintah (CBP) Tahap 1, Pos Indonesia menyalurkan kepada 13.288.607 penerima dan saat ini sudah 100% tersalurkan. Kepercayaan pemerintah dan stakeholder lainnya terhadap Pos Indonesia ini tetap terjaga berkat kecepatan penyaluran.

Tak hanya cepat, Pos Indonesia juga berkomitmen melakukan penyaluran bansos secara tepat, efisien, dan akuntabel. Capaian tersebut diraih Pos Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital Pos Giro Cash (PGC) dan pemantauan proses penyaluran secara real time melalui dashboard.

PGC merupakan aplikasi berbasis Android sebagai tools pembayaran yang bisa secara langsung mengirimkan konfirmasi ke basis data. Aplikasi ini terbukti memberikan dampak positif secara nyata akibat keterpurukan ekonomi masyarakat selama pandemi Covid-19.

Saat ini, aplikasi PGC digunakan untuk mendistribusikan bansos. Bantuan ini termasuk dalam kriteria yang ditentukan Kementerian Sosial (Kemensos). Aplikasi ini juga berfungsi secara cepat dan tepat menyalurkan pembayaran dari satu pihak ke pihak lain dan mampu masuk hingga ke daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar).

Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan, teknologi PGC ini adalah mobile apps untuk membantu para petugas merekam data para penerima bantuan El Nino. Jadi, setiap orang yang menerima bantuan akan difoto bersama uang dan KTP.

”Misalkan penerima diwakilkan, harus anggota keluarga yang berada di dalam satu kartu keluarga (KK). Dengan cara itu nanti laporan datanya akan sangat akurat dan detail,” katanya dalam siaran pers, Kamis (28/12/2023).

“Termasuk geotagging lokasi penyaluran bantuan. Ini terkait dengan akuntabilitas. Jadi nanti saat bantuan El Nino diaudit BPK, semua data dapat kita sajikan secara akurat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Itulah gunanya teknologi digital dalam penyaluran bantuan,” lanjutnya.

Selain memanfaatkan teknologi digital, dengan ketersediaan cabang Kantorpos di lebih dari 4.800 lokasi se-Indonesia, Pos Indonesia mampu menyalurkan bantuan hingga ke pelosok wilayah 3T. Dalam menyalurkan bantuan, Pos Indonesia juga menjalankan strategi mengerahkan tenaga juru bayar dengan menerapkan tiga metode.

Ketiganya yakni, disalurkan di Kantorpos, dibagikan di komunitas, dan diantarkan langsung ke rumah penerima (door to door) bagi yang sedang sakit, lansia, maupun disabilitas. Ketiga metode tersebut terbukti efektif karena mampu menjangkau semua penerima dan penyaluran dapat diselesaikan tepat waktu.

Pos Indonesia pun dikenal memiliki kemampuan dalam mengorkestrasi sumber daya eksternal untuk memaksimalkan penyaluran bantuan. Yakni dengan memanfaatkan multi moda transportasi darat, laut, dan udara, serta melibatkan tenaga kerja lokal guna mempercepat penyaluran.

Petugas Pos juga mampu mengoptimalisasi jejaring pemerintahan daerah untuk berkoordinasi dan komunikasi dengan pemerintah daerah maupun pihak keamanan pada level provinsi hingga level RT. Tujuannya menjamin kelancaran dan keamanan selama proses penyaluran bantuan. ”Dengan begitu semua penugasan penyaluran bansos dijamin tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat jumlah,” terangnya.

Kombinasi antara pemanfaatan teknologi digital dan penerapan metode penyaluran bansos tersebut menghasilkan output penyaluran bansos tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran. Para keluarga penerima manfaat (KPM) pun bahagia bisa menerima bantuan.

Salah satu KPM penerima BLT El Nino yaitu Ruswati. Perempuan berusia 71 tahun ini sehari-hari bekerja di ladang dengan penghasilan sangat rendah, hanya Rp20.000-25.000. Baca juga: 3 Teknologi Digital yang Digunakan UMKM untuk Transaksi Non-Tunai

Diakui Ruswati pendapatannya jauh dari cukup. “Tidak cukup untuk hidup. Saya sebetulnya punya empat anak, yang tiga sudah pergi merantau. Tinggal satu anak yang masih serumah dengan saya. Kalau suami sudah meninggal tiga tahun lalu karena sakit,” katanya.

Bisa menerima BLT El Nino senilai Rp400 ribu, Ruswati tentu merasa bahagia. Uangnya akan dia gunakan untuk mencukup kebutuhan hidup sehari-hari.

“Uang bantuan ini akan dipakai untuk belanja kebutuhan di dapur. Saya ingin bantuan ini terus berlanjut. Kalau bisa uangnya ditambah. Selain bantuan ini saya juga pernah terima bansos beras,” tuturnya.
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1037 seconds (0.1#10.140)