Raksasa Pelayaran Asal Jerman Sebut Rute Laut Merah Masih Berbahaya
loading...
A
A
A
HAMBURG - Salah satu perusahaan pelayaran terbesar di dunia, Hapag-Lloyd mengaku, tidak akan melanjutkan penggunaan Terusan Suez , meskipun ada operasi militer internasional untuk menjaga daerah itu tetap aman. Seperti diketahui milisi Houthi Yaman yang mendukung Hamas dalam perang Israel di Gaza telah menargetkan kapal komersil yang mereka yakini menuju Israel di sekitar laut merah .
Akibat dari serangan laut merah, beberapa perusahaan pelayaran memutuskan berhenti menggunakan rute tersebut. Sementara itu pada hari Selasa, kemarin perusahaan asal Denmark, Maersk mengatakan, bakal melanjutkan operasi Laut Merah.
Akan tetapi Hapag-Lloyd Jerman beranggapan perjalanan melalui salah satu rute perdagangan paling populer di dunia itu yakni Laut Merah dinilainya masih "terlalu berbahaya". Hal itu membuat Hapag-Lloyd bakal terus mengubah rute kapal-kapalnya melalui Cape of Good Hope (Tanjung Harapan) di sekitar Afrika.
Hapag-Lloyd Jerman, merupakan perusahaan pelayaran terbesar kelima di dunia berdasarkan kapasitas. Seorang juru bicara perusahaan menambahkan, bahwa mereka akan meninjau keputusannya pada hari Jumat.
Beberapa kapal yang melintasi Laut Merah, dengan Yaman di selatannya, telah diserang oleh pesawat tak berawak (drone) dan roket oleh pemberontak Houthi. Sebagai respons dari teror tersebut, lebih dari selusin negara telah bergabung dengan koalisi AS yang disebut Prosperity Guardian untuk mencoba melindungi pengiriman komersial di daerah tersebut.
Keputusan Hapag-Lloyd disampaikan sehari setelah Mediterranean Shipping Company (MSC) mengatakan, bahwa salah satu kapal kontainernya diserang saat transit di Laut Merah selatan dalam perjalanan ke Pakistan dari Arab Saudi.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan yang berbasis di Swiss itu mengatakan, sudah memberi tahu gugus tugas angkatan laut koalisi dan "seperti yang diinstruksikan, sempat melakukan manuver mengelak". MSC menambahkan, semua kru selamat tanpa cedera.
Dengan Terusan Suez yang berasa di utara Laut Merah, rute ini menjadikan rute ini salah satu rute terpenting di dunia untuk pengiriman barang-barang konsumsi, minyak, dan gas alam cair.
Akibat dari serangan laut merah, beberapa perusahaan pelayaran memutuskan berhenti menggunakan rute tersebut. Sementara itu pada hari Selasa, kemarin perusahaan asal Denmark, Maersk mengatakan, bakal melanjutkan operasi Laut Merah.
Akan tetapi Hapag-Lloyd Jerman beranggapan perjalanan melalui salah satu rute perdagangan paling populer di dunia itu yakni Laut Merah dinilainya masih "terlalu berbahaya". Hal itu membuat Hapag-Lloyd bakal terus mengubah rute kapal-kapalnya melalui Cape of Good Hope (Tanjung Harapan) di sekitar Afrika.
Baca Juga
Hapag-Lloyd Jerman, merupakan perusahaan pelayaran terbesar kelima di dunia berdasarkan kapasitas. Seorang juru bicara perusahaan menambahkan, bahwa mereka akan meninjau keputusannya pada hari Jumat.
Beberapa kapal yang melintasi Laut Merah, dengan Yaman di selatannya, telah diserang oleh pesawat tak berawak (drone) dan roket oleh pemberontak Houthi. Sebagai respons dari teror tersebut, lebih dari selusin negara telah bergabung dengan koalisi AS yang disebut Prosperity Guardian untuk mencoba melindungi pengiriman komersial di daerah tersebut.
Keputusan Hapag-Lloyd disampaikan sehari setelah Mediterranean Shipping Company (MSC) mengatakan, bahwa salah satu kapal kontainernya diserang saat transit di Laut Merah selatan dalam perjalanan ke Pakistan dari Arab Saudi.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan yang berbasis di Swiss itu mengatakan, sudah memberi tahu gugus tugas angkatan laut koalisi dan "seperti yang diinstruksikan, sempat melakukan manuver mengelak". MSC menambahkan, semua kru selamat tanpa cedera.
Dengan Terusan Suez yang berasa di utara Laut Merah, rute ini menjadikan rute ini salah satu rute terpenting di dunia untuk pengiriman barang-barang konsumsi, minyak, dan gas alam cair.