Saat Luhut Mengenang Rizal Ramli: Kerap Berdebat Kencang, Tapi Kami Sahabat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meninggalnya ekonom senior, Rizal Ramli meninggalkan duka cita bagi banyak orang, tidak terkecuali Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan .
Kepergian eks Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) dalam Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu membuat Luhut terpukul. Dia mengaku sedih saat mendapat kabar duka atas meninggalnya Rizal pada Selasa malam kemarin (2/1/2024).
“Ketika mendapat kabar duka tentang wafatnya beliau, saya begitu sedih dan memutuskan untuk langsung menuju kediaman Rizal selepas mendarat di Jakarta,” tulis Luhut melalui akun Instagramnya, Kamis (4/1/2024).
Sesampai di rumah duka, kesedihan Luhut kian memuncak ketika bertemu dengan anak-anak atau keluarga besar almarhum. “Kesedihan saya semakin tak terbendung mengingat hubungan baik yang selama ini kami jalin," paparnya.
Luhut pun mengenang masa-masa perkenalan hingga bersahabat dengan Rizal Ramli. Menko Marves mengaku telah mengenal Rizal sudah sejak lama. Perkenalan keduanya, setelah almarhum menyelesaikan pendidikan Doktor di Boston University, Amerika Serikat (AS) beberapa tahun silam.
Namun, perkenalan insentif terjadi manakala keduanya menjadi anggota Kabinet Persatuan Nasional dalam pemerintahan Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid.
Saat itu, Gus Dur menunjuk Rizal sebagai Menko Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri. Sementara Luhut menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Nasib kemudian mempertemukan mereka kembali pada 2015. Saat itu, Rizal mendapat mandat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menko Kemaritiman dan Sumber Daya.
“Saat itu saya merasa senang karena kembali menjadi satu tim dengan beliau,” ucapnya.
Dari pengakuannya bahwa kedua sahabat karib ini memiliki karakter yang sama-sama terbuka. Hal inilah yang membuat keduanya kerap berbeda pendapat dan berdebat kencang, namun keduanya tetap bersahabat baik di balik perdebatan tersebut.
"Kami kerap berbeda pendapat dan berdebat kencang. Tak jarang juga perdebatan itu dibumbui dengan kata-kata yang sedikit aneh. Tetapi jika rapat sudah selesai, kami kembali lagi menjadi sahabat karib," papar dia.
"Saya kira persahabatan yang baik memang harus seperti itu, meski ada perbedaan pendapat di tengah-tengah kita, tak perlu lah saling bermusuhan," lanjutnya.
Luhut pun mengucapkan kalimat perpisahan kepada sang ekonom RI.
“Selamat jalan, sahabatku, Prof. Dr. Rizal Ramli, M.A. Saya bersaksi engkau adalah orang yang hebat, dan kami akan selalu merindukan keberanian dan konsistensi mu dalam memberikan masukan dan saran bagi pembangunan bangsa dan negara tercinta, Indonesia,” tutur Luhut.
Kepergian eks Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) dalam Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu membuat Luhut terpukul. Dia mengaku sedih saat mendapat kabar duka atas meninggalnya Rizal pada Selasa malam kemarin (2/1/2024).
“Ketika mendapat kabar duka tentang wafatnya beliau, saya begitu sedih dan memutuskan untuk langsung menuju kediaman Rizal selepas mendarat di Jakarta,” tulis Luhut melalui akun Instagramnya, Kamis (4/1/2024).
Sesampai di rumah duka, kesedihan Luhut kian memuncak ketika bertemu dengan anak-anak atau keluarga besar almarhum. “Kesedihan saya semakin tak terbendung mengingat hubungan baik yang selama ini kami jalin," paparnya.
Luhut pun mengenang masa-masa perkenalan hingga bersahabat dengan Rizal Ramli. Menko Marves mengaku telah mengenal Rizal sudah sejak lama. Perkenalan keduanya, setelah almarhum menyelesaikan pendidikan Doktor di Boston University, Amerika Serikat (AS) beberapa tahun silam.
Namun, perkenalan insentif terjadi manakala keduanya menjadi anggota Kabinet Persatuan Nasional dalam pemerintahan Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid.
Saat itu, Gus Dur menunjuk Rizal sebagai Menko Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri. Sementara Luhut menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Nasib kemudian mempertemukan mereka kembali pada 2015. Saat itu, Rizal mendapat mandat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menko Kemaritiman dan Sumber Daya.
“Saat itu saya merasa senang karena kembali menjadi satu tim dengan beliau,” ucapnya.
Dari pengakuannya bahwa kedua sahabat karib ini memiliki karakter yang sama-sama terbuka. Hal inilah yang membuat keduanya kerap berbeda pendapat dan berdebat kencang, namun keduanya tetap bersahabat baik di balik perdebatan tersebut.
"Kami kerap berbeda pendapat dan berdebat kencang. Tak jarang juga perdebatan itu dibumbui dengan kata-kata yang sedikit aneh. Tetapi jika rapat sudah selesai, kami kembali lagi menjadi sahabat karib," papar dia.
"Saya kira persahabatan yang baik memang harus seperti itu, meski ada perbedaan pendapat di tengah-tengah kita, tak perlu lah saling bermusuhan," lanjutnya.
Luhut pun mengucapkan kalimat perpisahan kepada sang ekonom RI.
“Selamat jalan, sahabatku, Prof. Dr. Rizal Ramli, M.A. Saya bersaksi engkau adalah orang yang hebat, dan kami akan selalu merindukan keberanian dan konsistensi mu dalam memberikan masukan dan saran bagi pembangunan bangsa dan negara tercinta, Indonesia,” tutur Luhut.
(akr)